Pak Jokowi, Bujet Bikin Vaksin & Food Estate Sama-sama Rp68 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 October 2020 09:40
Pidato Perdana Presiden Joko Widodo di Sidang PBB (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)
Foto: Pidato Perdana Presiden Joko Widodo di Sidang PBB (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah setidaknya perlu menyediakan dana kurang lebih Rp 68 triliun untuk program vaksinasi nasional di tahun depan. Nilai tersebut baru untuk pengadaan vaksin saja, belum termasuk pengadaan peralatan pendukung lainnya seperti jarum suntik dan alkohol.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan tahun depan telah ditargetkan Indonesia perlu melakukan vaksinasi kepada 170 juta penduduk.

Jumlah tersebut merupakan 70% dari total penduduk sesuai dengan petunjuk WHO untuk bisa mencapai herd immunity (kekebalan kelompok).

"... Target 170 juta orang Indonesia untuk memenuhi herd immunity, jadi 1 orang 2 dosis. Jadi butuh 340 juta dosis tahun depan...," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/10/2020).

Honesti mengatakan asumsi harga vaksin Covid-19 nantinya akan mencapai Rp 200.000/dosis.

"Asumsi harga Rp 200 ribu per dosis, butuh ... triliun, sedang komunikasi dengan pemerintah. Akan ada perpres. Kami BUMN bangga bisa jadi bagian terdepan program vaksinasi mulai dari produksi, pengadaan, distribusi mulai dari vaksin, alkohol, kapas, jarum suntik," kata dia.

Adapun saat ini Bio Farma tengah mengusahakan pengadaan vaksin dengan produksi sendiri maupun bekerja sama dengan beberapa negara dan lembaga dunia.

Vaksin hasil kerja sama dengan Sinovac saat ini tengah dilakukan uji klinis tiga, salah satunya di Bandung, Jawa Barat.

Vaksin ini akan selesai uji klinis pada Januari 2021 nanti dan jika dinyatakan berhasil bakal segera dimintakan izin penggunaan darurat dari BPOM sehingga program, vaksinasi nasional bisa segera dimulai pada Februari 2021.

Vaksin tersebut akan diproduksi langsung oleh Bio Farma dengan pengadaan bulk bahan aktif vaksin dari Sinovac.

Selain itu, kata Honesti, saat ini anak usahanya PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga tengah menunggu hasil kerja sama dengan perusahaan asal Abu Dhabi, G42 untuk pengadaan vaksin ke Indonesia.

Lainnya, Bio Farma juga menunggu hasil uji klinis dari vaksin lainnya seperti dari CanSInoBIO, AstraZeneca dan Novavax.

Kerja sama dengan lembaga dunia juga dilakukan oleh Bio Farma untuk memproduksi vaksin di dalam negeri seperti dengan CEPI dan GAVI.

Sebagai catatan, angka Rp 68 triliun untuk vaksin tersebut sama dengan kebutuhan anggaran untuk food estate yang digarap Kementerian Pertahanan, sebagai salah satu program Presiden Jokowi menciptakan ketahanan pangan nasional.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kebutuhuhan anggaran sebesar Rp 68 triliun harus disiapkan pemerintah di bawah Presiden Jokowi.

Kebutuhan tersebut dipakai untuk menyiapkan food estate, dari rantai produksi hulu sampai ke hilir. Tahun ini pihaknya mulai menyiapkan pembukaan lahan, sehingga tahun depan proses tanam sudah bisa dilakukan.

"Kita siapkan, terserah kalau nanti swasta mau terlibat boleh. Tapi kalau enggak ya kita siapkan. Itu cuma butuh Rp 68 triliun. Kita procuress kepada pak Presiden, terbitkan bond lokal saja. Toh nanti hasilnya dollar," ujarnya dalam sebuah wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, Jumat (10/7/20).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi, Program Vaksin Nasional Butuh Bujet Rp 68 T Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular