Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal Tanah Air terkaget-kaget dengan nilai transaksi saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada perdagangan Kamis kemarin (7/1/2021) yang menyentuh rekor sehari yakni nyaris Rp 5 triliun.
Nilai transaksi Antam yang senilai Rp 4,9 triliun itu berada di urutan teratas saham teraktif dari segi nilai (turnover).
Tak hanya Antam, dua saham yang bergerak di tambang mineral nikel dan timah yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Timah Tbk (TINS) juga mencetak angka transaksi tinggi.
Mengacu data BEI, saham ANTM juga terbang 17,12% di posisi Rp 2.600/saham, setelah perdagangan Rabu ambles. Nilai transaksi saham ANTM mencapai Rp 4,9 triliun, dengan volume perdagangan 2 miliar saham pada Kamis kemarin.
Asing juga masuk saham Antam mencapai Rp 45,08 miliar, dengan catatan kenaikan saham dalam 3 bulan terakhir melesat 259%.
Di tempat kedua nilai transaksi terbesar yakni saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) dengan nilai transaksi Rp 1,1 triliun dengan harga saham melesat 7,97% di posisi Rp 2.710/saham.
Nah, setelah BRIS, ada INCO dengan nilai transaksi Rp 946,4 miliar dengan volume perdagangan 142,9 juta saham.
NEXT: Berikut lengkapnya ANTM-INCO-TINS
Berdasarkan data BEI, terdapat lima saham dengan nilai transaksi fantastis dalam sehari pada perdagangan Kamis kemarin (7/1).
5 Saham Paling Aktif berdasarkan Nilai, Kamis (7/1)
1. Antam (ANTM), transaksi Rp 4,9 T, saham +17,12% di Rp 2.600
2. Bank BRISyariah (BRIS), transaksi Rp 1,1 T, saham +7,97% Rp 2.710
3. Vale Indonesia (INCO), transaksi Rp 946,4 M, saham +13,36% Rp 6.575
4. Timah (TINS), transaksi Rp 836,8 miliar, saham +13,08% Rp 1.815
5. Waskita Karya (WSKT), transaksi Rp 758,1 miliar, saham +0,60% Rp 1.670.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup terbang 1,45% di posisi 6.153,63 pada perdagangan Kamis di tengah aksi borong investor asing.
Total nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp 21,83 triliun dengan volume perdagangan mencapai 23,45 miliar saham, dengan frekuensi perdagangan 1,62 juta kali.
Di luar sokongan fundamental Antam yang positif secara keuangan dan naiknya harga emas serta proyek baterai listrik, belakangan saham Antam cukup menggeliat setelah putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep sempat memberikan petunjuk akan portofolio saham Antam.
Namun Kunto Hendraprawoko, SVP Sekretaris Perusahaan Antam, menjelaskan perseroan tidak memiliki kerja sama dengan media atau influencer serta figur publik dalam melakukan promosi saham perusahaan.
"Perseroan senantiasa fokus pada optimalisasi kinerja produksi dan penjualan komoditas utama nikel, emas, dan bauksit, melalui penerapan protokol kesehatan yang konsisten," katanya, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (7/1/2021).
Di tahun 2021, tegasnya, Antam juga terus meningkatkan nilai tambah produk, serta melaksanakan implementasi kebijakan strategis terkait dengan pengelolaan biaya yang tepat dan efisien sejalan dengan situasi pandemi Covid-19 untuk dapat terus mencatatkan kinerja positif, sehingga dapat memberikan nilai yang positif bagi para stakeholders dan shareholders.
Secara fundamental, Aneka Tambang mencatatkan laba bersih Rp 835,78 miliar pada 9 bulan pertama tahun 2020 atau per September 2020, naik 3,28% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 641,51 miliar.
Sepanjang kuartal III-2020, laba tahun berjalan Antam mencapai Rp 750,95 miliar, melesat 105% dari laba tahun berjalan periode kuartal II-2020 sebesar Rp 366,66 miliar.
Dari sisi harga komoditas tambang mineral, DBS dalam laporannya menyebut harga nikel (salah satu komoditas andalan Antam) tahun ini bakal bullish dan tembus ke atas US$ 20.000/ton. Hal tersebut karena ditopang oleh adanya defisit pasokan nikel di saat permintaan sedang naik-naiknya. Tren ini terutama terjadi untuk nikel kelas I yang banyak digunakan untuk baterai mobil listrik.
Proyeksi DBS, permintaan nikel kelas I akan tumbuh 5,9% setiap tahunnya sampai 2025. Untuk periode yang sama pasokan nikel kelas I hanya tumbuh 3,3%.
Sementara itu, untuk nikel Kelas II keseimbangan di pasar tetap terjaga tahun ini, bahkan hingga 2025 seiring dengan kuatnya peningkatan kapasitas nikel pig iron (NPI) di Indonesia mengimbangi penurunan produksi China dan pertumbuhan permintaan nikel untuk stainless steel.
Kabar baik lainnya, Antam juga terlibat dalam proyek baterai listrik raksasa di RI bekerjasama dengan LG asal Korea Selatan.
Selain Antam, konsorsium proyek ini juga melibatkan MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai Holding BUMN tambng, PT Pertamina, dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
MIND ID membawahi Antam dan TINS serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sementara MIND ID juga menggenggam 20% saham INCO.