
Grup Salim Borong Sekitar Rp 3 T, Saham Bank Mega Mencuat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Mega Tbk (MEGA), bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung via CT Corp, ditutup menguat 5,71% di posisi Rp 7.400/saham pada perdagangan Kamis ini (7/1/2021).
Kenaikan harga saham MEGA terjadi di tengah kabar masuknya Grup Salim ke bank yang bermarkas di Jalan Kapten Tendean Jakarta Selatan itu.
Data BEI mencatat, saham Bank Mega ditransaksikan relatif rendah Rp 205,04 juta, dengan volume perdagangan 28.400 saham. Range pergerakan harga MEGA bergerak antara Rp 7.000-Rp 7.425/saham.
Nilai kapitalisasi bank yang berdiri sejak 1969 dengan nama Bank Karman ini mencapai Rp 51,53 triliun. Tak ada investor asing masuk, kenaikan lebih ditopang aksi beli investor domestik. Dalam 6 bulan terakhir perdagangan secara akumulatif saham MEGA naik 19,25%.
Sebagaimana diberitakan, Grup Salim melalui anak usahanya yang bergerak di bisnis asuransi dan dana pensiun, PT Indolife Pensiontama memborong saham Bank Mega.
Mengacu data kepemilikan saham di atas 5% yang dipublikasikan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk transaksi pada 30 Desember, Grup Salim tercatat membeli sebanyak 422.807.744 saham saham Bank Mega.
Pembelian saham ini terjadi dalam tiga kali transaksi atau setara 6,07% kepemilikan saham bank bersandi saham MEGA tersebut.
Mengacu laporan yang dipublikasikan 4 Januari 2021 di keterbukaan informasi bursa, dengan membeli sebanyak 6,07% saham tersebut, nilainya diproyeksikan mencapai Rp 2,95 triliun sampai dengan Rp 3,04 triliun bila merujuk pada harga penutupan perdagangan saham MEGA pada 29-30 Desember 2020 di rentang harga Rp 7.000 dan Rp 7.200 per saham.
Sebagai informasi, PT Indolife Pensiontama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan dana pensiun.
Indolife memulai bisnisnya pada tahun 1991 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP 585/KM.13/1991. Sebagai anggota kelompok usaha Salim Grup yang berpusat di Jakarta.
Berdasarkan komposisi pemegang saham Bank Mega sampai dengan 10 Desember 2020 berdasarkan laporan registrasi, PT Mega Corpora menggenggam kepemilikan sebesar 58,01% dan sisanya saham publik 41,98%.
Maka, dengan masuknya Grup Salim, komposisinya akan berubah, Mega Corpora tetap 58,01%, Salim Grup 6,07%, dan selebihnya adalah saham publik.
Sampai dengan kuartal ketiga 2020, Bank Mega tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 1,8 triliun, naik 28% dari sebelumnya.
Perolehan laba tersebut disokong pendapatan margin bunga bersih sebesar Rp 2,97 triliun, naik 8,3% secara tahunan. Sementara itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar Rp 1,64 triliun, naik 3% dari tahun 2019.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lampaui Industri, Begini Kinerja Bank Mega di 2020