
Rupiah Lanjut Perkasa, Dolar AS Kian Jauh di Bawah Rp 13.900

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Faktor eksternal dan domestik menjadi bekal rupiah untuk menapaki jalur hijau.
Hari ini, Kamis (7/1/2021), US$ 1 setara dengan Rp 13.880 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan kemarin atau stagnan.
Namun tidak lama kemudian rupiah masuk zona hijau. Pada pukul 09:08 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.870 di mana rupiah menguat 0,07%.
Faktor eksternal dan domestik mendukung keperkasaan rupiah. Dari luar negeri, angin segar berembus dari New York di mana bursa saham AS menguat tajam.
Dini hari tadi waktu Indonesia,indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,44% ke 30.829,4. Sementara S&P 500 naik 0,58% menjadi 3.748,14.
Pelaku pasar semringah karena Partai Demokrat diperkirakan menguasai Senat dengan memenangkan pemilihan di Negara Bagian Georgia. Jika terjadi, maka Partai Keledai menjadi mayoritas di dua kamar legislatif, House of Representatives dan Senat.
Blue Wave (sapu bersih kemenangan total Demokrat di pemilihan presiden dan legislatif) membuat investor berpersepsi bahwa nantinya kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Presiden Terpilih Joseph 'Joe' Biden akan lancar. Tidak ada hambatan karena kubu oposisi Partai Republik tidak memiliki suara mayoritas di Kongres.
Pelaku pasar (dan seluruh rakyat AS) berharap pemerintahan Biden nantinya bisa menggelontorkan stimulus fiskal tambahan. Dengan mayoritas suara Demokrat di Kongres, sepertinya proposal stimulus tidak akan mengalami hambatan signifikan.
"Orang-orang berfokus kepada stimulus ke depan. Pertanyaannya adalah akan seberapa besar dan apa saja isinya. Namun jika pemerintah menggelontorkan lebih banyak uang, maka itu adalah sentimen positif bagi pasar,"kata Tom Martin, Senior Portfolio Manager di GLOBALT Investments yang berbasis di Atlanta, sebagaimana diwartakan Reuters.
