Rupiah Lanjut Perkasa, Dolar AS Kian Jauh di Bawah Rp 13.900

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2021 09:12
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Faktor eksternal dan domestik menjadi bekal rupiah untuk menapaki jalur hijau.

Hari ini, Kamis (7/1/2021), US$ 1 setara dengan Rp 13.880 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan kemarin atau stagnan.

Namun tidak lama kemudian rupiah masuk zona hijau. Pada pukul 09:08 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.870 di mana rupiah menguat 0,07%.

Faktor eksternal dan domestik mendukung keperkasaan rupiah. Dari luar negeri, angin segar berembus dari New York di mana bursa saham AS menguat tajam.

Dini hari tadi waktu Indonesia,indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,44% ke 30.829,4. Sementara S&P 500 naik 0,58% menjadi 3.748,14.

Pelaku pasar semringah karena Partai Demokrat diperkirakan menguasai Senat dengan memenangkan pemilihan di Negara Bagian Georgia. Jika terjadi, maka Partai Keledai menjadi mayoritas di dua kamar legislatif, House of Representatives dan Senat.

Blue Wave (sapu bersih kemenangan total Demokrat di pemilihan presiden dan legislatif) membuat investor berpersepsi bahwa nantinya kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Presiden Terpilih Joseph 'Joe' Biden akan lancar. Tidak ada hambatan karena kubu oposisi Partai Republik tidak memiliki suara mayoritas di Kongres.

Pelaku pasar (dan seluruh rakyat AS) berharap pemerintahan Biden nantinya bisa menggelontorkan stimulus fiskal tambahan. Dengan mayoritas suara Demokrat di Kongres, sepertinya proposal stimulus tidak akan mengalami hambatan signifikan.

"Orang-orang berfokus kepada stimulus ke depan. Pertanyaannya adalah akan seberapa besar dan apa saja isinya. Namun jika pemerintah menggelontorkan lebih banyak uang, maka itu adalah sentimen positif bagi pasar,"kata Tom Martin, Senior Portfolio Manager di GLOBALT Investments yang berbasis di Atlanta, sebagaimana diwartakan Reuters.

Sementara dari dalam negeri, kemarin pemerintah mengumumkan penjualan obligasi alias surat utang dalam mata uang asing yaitu dolar AS dan euro. Nilainya adalah US$ 3 miliar dan EUR 1 miliar. Penerbitan obligasi dalam mata uang asing ini tentu menjadi pasokan valas yang menjadi fondasi penguatan rupiah.

"Mengawali tahun 2021, Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam 2 (dua) mata uang asing (dual-currency) yaitu US Dollar dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down," sebut keterangan tertulis Kementerian Keuangan, Rabu (6/1/2021).

sbnKementerian Keuangan

Ada satu prestasi yang perlu dicatat. Penerbitan obligasi valas ini mendapatkan imbal hasil (yield) terendah dalam sejarah.

Untuk seri-seri dengan denominasi dolar AS, initial price guidance berada pada area 2,35% untuk tenor 10 tahun, kisaran 3,55% untuk tenor 30 tahun, dan sekitar 3,85% untuk tenor 50 tahun. Namun transaksi ini berhasil mendapatkan orderbook yang dalam dan berkualitas sehingga final price guidance dapat ditekan hingga 45 basis poin (bps) ke 1,9% untuk tenor 10 tahun, 3,1% untuk tenor 30 tahun, dan 3,4% untuk tenor 50 tahun.

Demikian pula dengan obligasi berdenominasi euro. Pemerintah berhasil menekan harga sebesar 40 bps dari initial price guidance di area 175 bps ke final price guidance di 35 bps. Transaksi kali ini juga mencatatkan tenor terpanjang untuk obligasi denominasi euro yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

"Keseluruhan transaksi mendapatkan harga yang kompetitif, dengan final pricing yang berada pada level yang paling ketat untuk semua seri dan mencapai negative new issue premium yang signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia dan optimisme atas pemulihan ekonomi Indonesia," lanjut keterangan tertulis Kementerian Keuangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular