
Simak 8 Kabar Pasar di Awal 2021, Bekal untuk Cari Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang di hari pertama perdagangan tahun 2021. IHSG ditutup naik 2,10% di level 6.104,89.
Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 14,51 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,21 juta kali. IHSG kembali berbalik menguat ke level psikologis 6.100.
Beberapa katalis yang menjadi perhatian pasar antara lain, angka Purchasing Managers' Index (PMI) sektor manufaktur versi markit untuk periode Desember 2020 cukup memuaskan. PMI manufaktur RI mengalami ekspansi sebesar 0,7 poin menjadi 51,3 dari sebelumnya di angka 50,6.
Selanjutnya, BPS melaporkan inflasi Desember sebesar 0,45% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Sementara inflasi tahun kalender yang otomatis menjadi inflasi tahunan (year-on-year/YoY) tercatat 1,68%. Hal ini menunjukkan perbaikan daya beli masyarakat setelah sebelumnya sempat deflasi selama 3 bulan berturut-turut.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan hari ini, Selasa (5/1/2021).
1. PGN Terseret Kasus Pajak Rp 6,88 T, Ini Langkah Erick Thohir
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Menteri BUMN Erick Thohir bakal melakukan pembicaraan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) demi menyelesaikan sengketa pajak antara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu.
Selain itu, langkah hukum lanjutan juga akan diambil sebagai upaya penyelesaian kasus tersebut. Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan sengketa ini sudah berlangsung cukup lama dengan proses peradilan pertama saat PGN memenangkan kasus tersebut.
Namun saat kasus tersebut telah masuk ke Mahkamah Agung (MA) justru perusahaan diwajibkan untuk membayarkan pajak ini.
"Jadi langkah yang akan kami lakukan adalah ada dua, yang pertama kami akan bicarakan hal ini ke Kementerian Keuangan karena mereka sudah mengakui bahwa ini bukanlah objek pajak. Jadi Kementerian BUMN akan melakukan pembicaraan dengan Kemenkeu," kata Arya di Jakarta, Senin (4/1/2021).
2.Bank Milik Tahir Restui Rights Issue Jumbo, Cathay Mau Serap?
Emiten milik taipan Dato' Sri Tahir, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) telah menyetujui rencana penawaran umum terbatas (PUT) XIII melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 5 miliar saham baru.
Tim Sekretaris Perusahaan Bank Mayapada menyampaikan, nantinya, rights issue tersebut setara dengan 42,25% dari modal disetor dan akan diterbitkan sebagai saham biasa atas nama Seri B.
"Rapat menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas XIII dengan cara menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada Para Pemegang Saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 5 miliar saham biasa," tulis MAYA, dalam keterangan yang diperoleh CNBC Indonesia, Senin (4/1/2021).
Namun, dalam keterangan tersebut belum menetapkan harga pelaksanaan saham yang akan diterbitkan, indikasi jadwal penawaran HMETD dan melakukan segala sesuatu terkait dengan PUT XIII tersebut.
Jika mengacu pada harga saham MAYA pada penutupan perdagangan sore ini, Senin (4/1/2021) di level Rp 7.700 per saham, dengan rights issue tersebut, Mayapda berpotensi meraih dana sebesar Rp 38,50 triliun.
3. Gagal Bayar Tembus Rp 1,9 T, Indosterling Baru Cicil Rp 8 M
Kuasa hukum PT Indosterling Optima Investa (IOI), Hardodi menyatakan, kliennya telah melakukan dua kali pembayaran Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dipercepat dari jadwal yang seharusnya atas gagal bayar produk High Promissory Notes (HYPN).
Menurut Hardodi, IOI telah melakukan pembayaran pada 1 Desember dan hari ini, Senin, 4 Januari 2021 kepada 1.041 nasabah.
Atas masing-masing tahapan pembayaran tersebut, Indosterling merogoh dana yang bersumber dari hasil investasi di pasar modal sebesar Rp 4 miliar.
"Rp 8 miliar telah dibayarkan," kata Hardodi, dalam jumpa pers di Kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (4/1/2021).
Dia mengatakan, dana tersebut dibayarkan kepada nasabah melalui rekening masing-masing secara tunai. Indosterling kata dia, sudah bisa melakukan percepatan pembayaran karena kondisi ekonomi yang membaik, dan berimbas pada membaiknya portofolio investasi yang dikelola perseroan.
4. Cair! ADHI Dapat Rp 1,6 T dari Proyek LRT & Tol Banda Aceh
Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menerima pembayaran ketujuh untuk proyek LRT Jabodebek Tahap I dan pembayaran kedua untuk proyek Jalan Tol Banda Aceh-Sigli dengan nilai total Rp 1,6 triliun.
Secara rinci, pada 30 Desember 2020, ADHI telah menerima realisasi pembayaran ketujuh untuk pekerjaan proyek LRT Jabodebek Fase I senilai Rp 1,1 triliun (termasuk pajak) dari Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Pembayaran ini dilakukan berdasarkan progres pekerjaan dari bulan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020. Secara keseluruhan ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 13,3 triliun (termasuk pajak)," tulis manajemen ADHI, dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (4/1/2021).
Sampai dengan 11 Desember 2020, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 80,7%.