Jelang Natal, Harga Cabai Makin Nggak Damai

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 December 2020 11:40
Bongkar Muat Cabai Merah di Pasar Kramat Jati (CNBC Indonesia/Tris Susilo)
Ilustrasi Cabai Merah (CNBC Indonesia/Tris Susilo)

Sebagai negara berkembang, inflasi rendah sejatinya patut disyukuri. Sebab inflasi tinggi adalah khittah negara berkembang, yang permintaan terus tumbuh sementara produksi dalam negeri belum bisa memenuhinya. Ada dorongan inflasi yang berasal dari tingginya permintaan (demand pull inflation).

Namun sekarang beda. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang diatasi dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat ekonomi mati suri. Produksi terhambat karena penerapan protokol kesehatan, dan permintaan pun anjlok karena aktivitas masyarakat di luar rumah masih sangat terbatas.

Oleh karena itu, deflasi lebih dimaknai sebagai kelesuan ekonomi. Pelaku usaha dipaksa menurunkan harga demi mempertahankan permintaan. Ini bukan ciri ekonomi yang sehat.

Kelesuan permintaan tergambar dari laju inflasi inti. Pada November 2020, inflasi inti tercatat 1,67% YoY. Ini adalah yang terendah sejak BPS melaporkan data inflasi inti pada 2004.

Inflasi inti kerap digunakan sebagai indikator kekuatan konsumsi. Sebab, inflasi inti berisi barang dan jasa yang harganya tidak mudah naik-turun alias persisten. Saat harga yang 'bandel' saja sampai turun, artinya permintaan memang sepi sehingga penjual terpaksa memangkas harga.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular