
Love You Full IHSG! Terbaik Dunia, Kuat 11 Pekan Tanpa Henti

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum menghentikan reli panjangnya, dengan membukukan penguatan 11 pekan beruntun. Sepanjang pekan ini, IHSG menguat 2,8% ke 6.104,324, dalam 5 hari perdagangan tercatat hanya menguat 2 kali, dan 2 kali melemah tetapi tipis-tipis.
Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 1,04 triliun di pasar reguler sepanjang pekan ini, dengan nilai transaksi nyaris mencapai US$ 102 triliun. Bursa kebanggaan Tanah Air ini berada di level tertinggi sejak Januari lalu.
Dibandingkan bursa utama Asia, IHSG memimpin jauh, begitu juga dengan bursa utama Eropa, dan Amerika Serikat (AS) di pekan ini. IHSG hanya kalah dari indeks Nasdaq yang menguat 3,05%.
Sementara itu, dalam 11 pekan terakhir, di mana IHSG tidak pernah melemah sekali pun, total penguatan tercatat 23,9%. Dibandingkan bursa utama dunia, IHSG unggul jauh, dan menjadi yang terbaik.
Hanya indeks Kospi Korea Selatan yang penguatannya mendekati IHSG, yakni 19,09%.
Sentimen positif bagi IHSG datang dari luar dan dalam negeri di pekan ini. Dari luar negeri, vaksinasi masal yang dilakukan AS mulai Senin waktu setempat mampu mengangkat sentimen pelaku pasar. AS kini mengikuti Inggris yang sudah terlebih dahulu melakukan vaksinasi dengan vaksin buatan Pfizer yang berkolaborasi dengan BionTech.
Selain itu, harapan akan cairnya stimulus fiskal di AS juga mengangkat sentimen pelaku pasar.
Kongres (DPR dan Senat) telah mencapai kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar yang termasuk bantuan langsung tunai (BLT). Namun, paket stimulus tersebut belum memasukkan bantuan untuk pelaku bisnis dan pemerintahan lokal-dua pemicu perbedaan Partai Demokrat dan Partai Republik.
"Kami masih dekat dan kita akan menuju ke sana," tutur Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sebagaimana dikutip CNBC International. "Kami membuat jalur yang kuat untuk memuluskan jalan paket bantuan pandemi yang bisa mendapat persetujuan kedua belah pihak."
Ada kemungkinan stimulus tersebut akan cair 2 hari ke depan, sebab DPR dan Senat AS baru saja meloloskan undang-undang untuk pendanaan pemerintah AS guna menghindari shutdown hari Sabtu waktu setempat.
Undang-undang tersebut akan mendanai pemerintahan AS selama 2 hari saja, dan DPR serta Senat berharap dapat menyelesaikan paket stimulus tersebut juga dalam 2 hari.
Kemudian bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga berkomitmen untuk menjalankan program pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai setidaknya US$ 120 miliar per bulan, sampai pasar tenaga kerja AS kembali mencapai full employment dan inflasi konsisten di atas 2%.
Artinya kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang lama. The Fed juga menegaskan akan menambah nilai QE jika perekonomian AS kembali melambat.
Selain QE, The Fed juga berkomitmen mempertahankan suku bunga acuan <0,25% dalam waktu yang lama.