
Vaksin Corona, Bisa Bawa IHSG ke 6.000 Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 2,07% pada perdagangan Senin kemarin, dan berada di level tertinggi sejak 21 Februari lalu. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 327,59 milar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,73 triliun.
Vaksin virus corona dari Sinovac Biotech yang sudah tiba di Indonesia pada hari Minggu malam memberikan sentimen positif ke IHSG. Sementara itu kabar bagus lainnya, cadangan devisa Indonesia turun tipis, tetapi masih tinggi.
Pada Senin (7/12/2020), Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa hingga akhir bulan lalu sebesar US$ 133,6 miliar. Turun US$ 100 juta dibandingkan Oktober 2020 yaitu US$ 133,7 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI.
Cadev yang tinggi menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan dalam negeri. BI jadi memiliki lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah jika mengalami gejolak. Stabilitas Mata Uang Garuda dapat membuat investor asing lebih nyaman berinvestasi di Indonesia, karena risiko kerugian akibat kurs menjadi berkurang.
Peluang penguatan IHSG masih terbuka pada perdagangan hari ini, Selasa (8/11/20202), meski tantangannya cukup berat melihat bursa saham Amerika Serikat yang mayoritas melemah pada perdagangan Senin waktu setempat, dan bursa utama Asia pagi ini.
Pelaku pasar masih menanti stimulus fiskal di AS, selain itu perkembangan kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang terus menanjak cukup membebani sentimen.
Secara teknikal, IHSG momentum penguatan IHSG cukup besar awal pekan kemarin hingga berhasil melewati level 5.900 kemarin.
Awal munculnya momentum penguatan IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.
Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagangan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.
Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.
Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke level 6.000 sebelum akhir tahun.
IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menambah momentum penguatan.
Namun, pada perdagangan Jumat (4/12/2020) muncul pola Doji, yang menjadi indikasi pelaku pasar ragu menentukan arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator stochastic pada grafik kembali masuk wilayah jenuh beli (overbought). Artinya kembali muncul tekanan turun.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah overbought sehingga menimbulkan risiko koreksi.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten terdekat berada di level 5.945 - 5.960, jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat menguji level 6.000.
Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko turun ke 5.890. Jika dilewati, target penurunan selanjutnya di 5.865 hingga 5.850.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah