China Tabuh Gong Perang ke Australia, 8 Produk Jadi Korban

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Australia dan China makin memanas. Sikap tegas Australia yang meminta agar asal muasal virus corona jenis baru diusut secara internasional membuat China berang.
Merasa tidak terima, China menabuh genderang perang dengan mitra dagangnya itu. Eskpor Australia pun kena getahnya dan diblokir negeri Xi Jinping. Padahal di 2018-2019 ekspor Kanguru ke negeri Panda cukup signifikan. Ini mencapai US$ 116,79 miliar atau setara dengan 32,6% dari total ekspor negara tersebut.
Melansir CNBC Internasional ada setidaknya delapan produk Australia jadi 'korban' ketegangan bilateral keduanya.
1. Jelai
Pada bulan Mei, Beijing memberlakukan bea anti-dumping dan anti-subsidi hingga 80,5% terhadap jelai Australia. Ini berarti bahwa China menutup pasarnya dari impor jelai asal Australia.
Kementerian Perdagangan China mengklaim bahwa penyelidikan yang dimulai pada 2018 mengkonfirmasi bahwa Australia membuang jelai, yang diduga menyebabkan kerusakan signifikan pada industri domestik China, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Pejabat pemerintah Australia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan petani negara itu adalah yang paling sedikit disubsidi di antara negara-negara OECD. Canberra juga telah meminta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menengahi perselisihan tersebut. Para ahli berharap perselisihan tersebut membutuhkan waktu untuk diselesaikan.
2. Wine
Kementerian Perdagangan China pada November mengumumkan bea anti-dumping awal mulai dari sekitar 107% hingga 212% untuk produk impor anggur dalam kemasan Australia (wine).
Langkah ini mengikuti hasil penyelidikan anti-dumping yang dilakukan China terhadap impor anggur dari Australia. China mengenakan tarif sementara tambahan sekitar 6,3% hingga 6,4% awal bulan ini menyusul penyelidikan terpisah ke skema subsidi anggur Australia.
Halaman 2>>