Kenapa Saham BBKP & ISAT Kompak 'Terbang' Kemarin?

tahir saleh, CNBC Indonesia
15 December 2020 07:44
Bukopin
Foto: detikFoto/Rachman Haryanto
Foto: detikFoto/Rachman Haryanto

Jakarta, CNBC IndonesiaHarga saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) sama-sama mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Senin kemarin (14/12/2020).

Penguatan ini terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akhirnya berhasil menyentuh level psikologis 6.000.

Data perdagangan mencatat, IHSG melesat 1,25% di posisi 6.012,52, dengan nilai transaksi Rp 18,83 triliun, volume perdagangan 27,23 miliar saham, dan frekuensi perdagangan 1,33 juta kali.

Penguatan saham ISAT dan BBKP juga terjadi saat beredar kabar bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan aset negara atau kepemilikan saham di kedua perusahaan tersebut akan dikelola Menteri BUMN Erick Thohir.

Saat Indosat melesat 24,72% di level Rp 3.330/saham, dengan nilai transaksi Rp 325,3 miliar. Dalam sebulan terakhir, saham ISAT naik 50% dan 6 bulan terakhir naik hingga 59,33%, dengan kapitalisasi pasar Rp 18,09 triliun.

Sementara itu, saham BBKP ditutup melesat 8,57% di level Rp 380/saham. Saham BBKP ditransaksikan mencapai Rp 422,69 miliar, dengan volume perdagangan 1,13 miliar saham.

Dalam sebulan saham BBKP naik 47,29% dan 3 bulan terakhir naik 39%, sementara dalam 6 bulan terakhir juga melesat 131,20%.

Kabar terbaru yang menjadi katalis positif ialah pernyataan Kementerian BUMN soal pengelolaan aset negara, saham di BBKP dan ISAT. Pengelolaan itu seiring dengan transfer yang sudah diberikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Menteri BUMN Erick Thohir.

Informasi itu disampaikan Erick Thohir di depan Komisi VI DPR, awal Desember lalu.

Data laporan kepemilikan kedua perusahaan mencatat, saat ini Negara Republik Indonesia masih memegang 14,29% saham ISAT meskipun perseroan dikontrol oleh Ooredo Asia Pte. Ltd yang memiliki 65% ISAT sebagai pengendali Per 30 November 2020,

Sedangkan di Bukopin, pemerintah masih memiliki satu juta lot saham BBKP atau berkisar 3,06%. Untuk pengendali sahan BBKP sendiri sudah beralih dari grup Bosowa ke Kookmin Bank Co. Ltd sebagai pengendali baru yang merangkul 67% saham BBKP.

Selain itu, Indosat juga baru saja melaporkan perusahaan sudah melunasi pembayaran pokok obligasi berkelanjutan I Tahap III Tahun 2015 Seri B.

"Jumlah pembayaran pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2015 Seri B sebesar Rp 301 miliar," tulis manajemen ISAT, dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (15/12).

Secara kinerja, ISAT masih mencatatkan rugi bersih Rp 436,15 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2020. Capaian kerugian ini tercatat meningkat 60,75% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni rugi bersih sebesar Rp 284,59 miliar.

Adapun bagi Bukopin, menurut Direktur Utama Bukopin Rivan Ahmad Purwantono, peningkatan harga saham lebih mencerminkan kepercayaan para investor kepada Bukopin setelah KB Kookmin Bank menjadi pengendali.

Dengan adanya Kookmin Bank, Bukopin akan membangun ekosistem bisnis baru dengan mengandalkan setidaknya 190 perusahaan Korea yang di Indonesia dan luar negeri.

"Dengan ekosistem baru tersebut, maka Bukopin akan menjadi bank swasta pertama di Indonesia yang akan menjadi bank global. Hal ini membuat kepercayaan masyarakat kepada Bukopin akan semakin tinggi," ujar Rivan kepada CNBC Indonesia.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korean Community, Jadi Jurus Ampuh Bukopin Dongkrak Kinerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular