IHSG Sentuh 6.000, Saham-saham Ini Meroket & Diborong Asing

tahir saleh, CNBC Indonesia
15 December 2020 06:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melesat 1,25% ke level 6.012,51 pada perdagangan Senin kemarin (14/12/20).

Dengan pencapaian ini menjadi pertama kalinya indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini ditutup di atas level psikologis 6.000 dan menjadi level tertinggi setelah IHSG 'diserang' virus corona sejak Maret silam.

Tim Riset CNBC Indonesia menilai, IHSG mampu menghijau setelah ada sentimen dari luar negeri saat otorisasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin Pfizer untuk penggunaan darurat.

Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 18,83 triliun dengan volume perdagangan 27,23 miliar saham, dengan frekuensi 1,33 juta kali.

Dalam sebulan terakhir IHSG naik 10% dan 6 bulan melesat 22%, kendati year to date IHSG masih minus 4,56% tapi ini membaik. Aksi jual bersih asing atau net sell asing kemarin hanya Rp 94,93 miliar dalam sehari.

5 Top Net Foreign Buy, Senin (14/12/2020)

1. Bank Central Asia (BBCA), net buy Rp 575,1 miliar, saham +1,26% Rp 34.100

2. Ace Hardware (ACES), net buy Rp 31,7 miliar, saham +6,16% Rp 1.810

3. Merdeka Copper Gold (MDKA), net buy Rp 26 miliar, saham +0,52% Rp 1.945

4. Kalbe Farma (KLBF), net buy Rp 8,7 miliar, saham +1,37% Rp 1.485

5. United Tractors(UNTR), net buy Rp 8,5 miliar, saham +4,78% Rp 27.400

5 Top Gainers, Senin (14/12)

1. Indosat (ISAT) + 24,72% Rp 3.330/saham, transaksi Rp 325,3 miliar

2. Bank BRISyariah (BRIS), +21,01% Rp 2.160, transaksi Rp 1,2 triliun

3. Andira Agro (ANDI) +12% Rp 56, transaksi Rp 33,8 miliar

4. Bank Bukopin (BBKP) +8,57% Rp 380, transaksi Rp 422,7 miliar

5. Bukit Asam (PTBA) +8,54% Rp 3.050, transaksi Rp 315,4 miliar

Penguatan harga saham Indosat dan Bank Bukopin kemarin terjadi di tengah pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan aset negara atau kepemilikan saham di kedua perusahaan tersebut akan dikelola Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir.

Saat ini Negara Republik Indonesia masih memegang 14,29% saham ISAT meskipun perseroan dikontrol oleh Ooredo Asia Pte. Ltd yang memiliki 65% ISAT sebagai pengendali per 30 November 2020,

Sedangkan di Bukopin, pemerintah masih memiliki satu juta lot saham BBKP atau berkisar 3,06%. Untuk pengendali sahan BBKP sudah beralih dari grup Bosowa ke Kookmin Bank Co. Ltd sebagai pengendali baru yang merangkul 67% saham BBKP.

Terkait dengan sentimen pasar, Head of Indonesia Research & Strategy JPMorgan Henry Wibowo menyatakan pengesahan Undang-undang Cipta Kerja (Omnibus Law) menjadi katalis yang positif untuk mendorong perekonomian nasional, dan pasar modal dalam negeri.

"Aliran modal asing kembali ke emerging market, termasuk Indonesia. Oktober sampai hari ini capital market sudah naik 20%, Indeks sudah balik ke level 6.000," ujar Henry Wibowo di acara Webinar "Jurus Kemenko Perekonomian dalam Meningkatkan Bisnis dan Investasi Indonesia Melalui UU Cipta Kerja", Senin kemarin.

Sebagai perbandingan, pada penutupan akhir tahun 2019, IHSG ditutup di level 6.299,54 atau minus 0,47% pada perdagangan terakhir di tahun 2019. Namun kinerja IHSG sepanjang tahun 2019 tercatat menguat tipis 1,70%, lebih baik dari tahun 2018 yakni minus hingga 2,54%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular