Tembus 6.000, Sejengkal Lagi IHSG 'Pulih' dari Corona!

Putra, CNBC Indonesia
14 December 2020 17:56
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (14/12/20) ditutup melesat 1,25% ke level 6.012,51 dan menjadi kali pertama indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini ditutup di atas level psikologis 6.000 dan menjadi level tertinggi setelah IHSG 'diserang' virus corona Maret silam.

IHSG mampu menghijau setelah ada sentimen dari luar negeri saat otorisasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin Pfizer untuk penggunaan darurat.

Saat ini IHSG hanya terkoreksi 4,56% selama tahun berjalan (YTD). Meskipun nampaknya IHSG harus menutup tahun ini terkoreksi, namun mata investor tentunya sudah tertuju pada awal tahun IHSG tahun ini di angka 6.299,53.

Berberapa sentimen yang masih akan menggerakkan pasar pekan ini datang dari Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga moneter bulan Desember, yakni BI 7-Day Reverse Repo Rate yang berpeluang dijaga di level sekarang 3,75%.

Pengumuman itu bakal dilakukan setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya yang diprediksi masih akan tetap di level 0,25%. Demikian juga Inggris yang diprediksi bakal mempertahankan suku bunga acuannya tetap di angka 0,1%.

Nasib IHSG apakah mampu bertahan di atas 6.000 atau bahkan kembali melesat, secara tidak langsung diserahkan ke tangan Perry Warjiyo selaku Gubernur BI.

Bagaimana prospek gerak IHSG hingga akhir tahun ? Simak analisis berikut.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.140 apabila jalan ini level ini berhasil ditembus, maka jalan IHSG kembali ke level awal tahun yakni 6.299 akan semakin lenggang. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.855.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 76, yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi apabila momentum pergerakan sedang kuat maka RSI bisa bertahan di zona jenuh beli dalam waktu yang lama.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah positif, yang menunjukkan momentum IHSG sedang kuat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona positif.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular