
Saham Rokok 'Kebakaran', Ini Dia 10 Biang Kerok Jatuhnya IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup terkoreksi tipis 0,18% ke level 5.933,69 pada perdagangan Kamis kemarin (10/12/20) setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani mengerek naik cukai rokok rata-rata 12,5% mulai tahun depan.
Data perdagangan BEI menunjukkan, beberapa saham dengan kapitalisasi pasar jumbo, kapitalisasi di atas Rp 100 triliun (big cap) memimpin penurunan pasar saham, terutama saham emiten rokok dan saham perbankan BUMN.
Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 19,83 triliun, dengan volume perdagangan 30,09 miliar saham.
Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 120,60 miliar di pasar reguler. Terpantau 204 saham naik, 268 turun, sisanya 154 stagnan.
Tercatat asing melakukan jual bersih (net sell) di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 143,3 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 140 miliar.
Berikut 10 Saham Pemicu Kejatuhan IHSG
1. Gudang Garam (GGRM), -6,99% Rp 44.275, transaksi Rp 450,5 miliar
2. HM Sampoerna (HMSP), -6,96% Rp 1.670, transaksi Rp 1,1 triliun
3. Kimia Farma (KAEF), -6,86% Rp 4.480, transaksi Rp 178,1 miliar
4. Smartfren Telecom (FREN), -3,85% Rp 75, transaksi Rp 327,2 miliar
5. Indika Energy (INDY), -3,11% Rp 1.870, transaksi Rp 110,8 miliar
6. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), -1,59% Rp 4.330, transaksi Rp 844,7 miliar
7. PGN (PGAS), -1,18% Rp 1.670, transaksi Rp 685,3 miliar
8. Telkom (TLKM), -1,21% Rp 3.260, transaksi Rp 750,1 miliar
9. Bank Negara Indonesia (BBNI), -0,75% Rp 6.600, transaksi Rp 323,1 miliar
10. Indofood Sukses Makmur (INDF), -0,36% Rp 6.975, transaksi Rp 175,1 miliar
Salah satu biang kerok penurunan IHSG memang datang dari saham rokok di mana saham HMSP terpaksa anjlok menyentuh level terendahnya yakni 6,96% ke level harga Rp 1.670/saham dan menyumbang penurunan 13 indeks poin.
Sementara itu saham GGRM pun anjlok menyentuh level ARB (auto reject bawah) 6,99% ke level harga Rp 44.275/unit dan menyumbang penurunan 5,7 indeks poin, sehingga kedua emiten tersebut menyumbang koreksi sebanyak 18,7 indeks poin.
Kenaikan cukai rokok memang langsung membuat saham-saham rokok yang tadinya menghijau langsung ambruk ke zona merah bahkan menyentuh level ARB, atau batas maksimal penurunan harian sebesar 7% dalam sehari.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan untuk menaikkan tarif cukai rokok di 2021. Kenaikan cukai rokok di 2021 rata-rata 12,5%. Dengan ini harga rokok bisa lebih mahal di 2021 hingga mencapai 14%.
"Kita akan menaikkan cukai rokok sebesar 12,5% [rata-rata] di 2021," kata Sri Mulyani, Kamis (10/11/2020).
"Kenaikan CHT [Cukai Hasil Tembakau] ini akan menyebabkan rokok jadi lebih mahal atau naik menjadi 13,7-14% sehingga makin tidak dapat terbeli," kata Menkeu.
Christine Natasya, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa rata-rata kenaikan pajak cukai rokok untuk tahun 2021 yang sebesar 12,5%, itu jumlahnya lebih tinggi dari asumsi rata-rata Mirae Asset sebesar 10%.
Untuk HMSP, rekomendasi Mirae Asset yakni Hold dengan target harga Rp 1.700, sementara GGRM direkomendasikan Trading Buy, dengan target harga Rp 52.000.
Pada proyeksi 2020, SKM HMSP mencapai 69% dari total penjualan, sedangkan SKM GGRM menyumbang 92% dari total penjualan. HMSP juga memiliki penjualan SPM dengan kontribusi 11% terhadap total pendapatan perusahaan.
"Tentunya, kami memandang kenaikan cukai rokok sebagai katalis negatif bagi perusahaan rokok yang masuk dalam cakupan riset," katanya dalam riset harian, 10 Desember. Alasannya, harga rokok akan terus naik pada proyeksi tahun 2021, meneruskan kenaikan cukai tahun ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Alasan Pemerintah Naikkan Cukai, Picu Saham Rokok Rontok
