
Seperti IHSG & Rupiah, Harga Surat Utang Pemerintah Melemah

Investor memilih bermain aman seiring meningkatnya ketidakpastian di pasar. Setidaknya ada dua sentimen yang membuat investor wait and see.
Pertama adalah pembahasan stimulus fiskal di AS. Sampai saat ini belum terlihat pemerintah dan kongres bisa segera menyepakati paket stimulus baru yang sangat dibutuhkan untuk menopang ekonomi Negeri Paman Sam.
"Kami masih mencari jalan," ujar Mitch McConnell, Pimpinan Mayoritas Senat AS, seperti dikutip dari Reuters.
Tanpa stimulus fiskal, ekonomi AS akan sulit dipacu lebih cepat karena dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang sangat dahsyat. Salah satu dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah penurunan penciptaan lapangan kerja. Pada November 2020, perekonomian AS menciptakan 245.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll), jauh berkurang ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 610.000.
"Pemulihan ekonomi tertahan, dan masih amat rentan. Musim dingin dan lonjakan kasus baru bisa memukul ekonomi sampai jatuh sebelum pulih kembali setelah kehadiran vaksin dan stimulus dari Washington," kata Sun Won Sohn, Profesor di Loyola Marymount University di Los Angeles, sepert diberitakan Reuters.
Kedua adalah proses 'perceraian' Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan para pemimpin Uni Eropa memutuskan untuk memperpanjang masa dialog hingga akhir pekan ini.
"Kami berharap bisa mencapai kesepakatan pada akhir pekan ini. Sekarang posisi Uni Eropa dan Inggris masih cukup jauh," ujar Ursula Von Der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Tanpa kesepakatan, hubungan Inggris dan tetangganya di Eropa Daratan menjadi sulit. Arus modal, barang, dan manusia tidak bisa selancar dulu.
Dua faktor ini membuat investor belum berani bermain agresif. Arus modal ke pasar keuangan negara-negara berkembang menjadi terbatas, temasuk ke Indonesia. Hasilnya, pasar keuangan Indonesia bergerak ke selatan, termasuk harga Surat Berharga Negara (SBN).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
