
Pasar Surat Utang Indonesia Ditutup Galau

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini. Sentimen data inflasi Amerika Serikat (AS) membuat pasar Surat Berharga Negara (SBN) gamang.
Pada Kamis (10/2/2022), berikut perkembangan yield SBN berbagai tenor:
Malam ini waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics dijadwalkan mengumumkan angka inflasi periode Januari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi AS bulan lalu akan mencapai 7,3% year-on-year (yoy). Jika terwujud, maka akan menjadi rekor tertinggi sejak 1981.
Inflasi Negeri Paman Sam yang semakin tinggi membuat bank sentral The Federal Reserve/The Fed kian punya pembenaran untuk menaikkan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 0,25-0,5% dalam rapat The Fed 14 Maret 2022 adalah 76%.
Bahkan bukan tidak mungkin The Fed lebih agresif dari itu. Loretta Mester, Presiden The Fed Cleveland, menyebut kenaikan 50 bps bukan sesuatu yang tidak mungkin.
"Saya tidak mau mengesampingkan semua kemungkinan. Saya tidak akan mengesampingkan memulai kenaikan dengan 50 bps," kata Mester, seperti dikutip dari Reuters.
Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek imbalan investasi aset-aset berbasis dolar AS, terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Ini tentu menjadi sentimen positif bagi US Treasury Bonds. Hasilnya, SBN jadi tertekan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
