
Sempat Pecahkan Rekor ATH, IHSG Malah Ditutup Koreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Kamis (10/2/2022).
IHSG ditutup melemah 0,16% di level 6.823,64. Sebelumnya IHSG bergerak di zona hijau pada sesi I dan bahkan sempat mencetak rekor all time high intraday terbaru di 6.874,35.
Namun setelah itu penguatan cenderung terpangkas dan satu jam jelang penutupan IHSG terpelanting ke zona merah.
Dalam dua hari terakhir, perdagangan cukup ramai. Hal ini tercermin dari nilai transaksi yang mencapai Rp 15,46 triliun. Dalam kondisi normal rata-rata transaksi harian hanya berada di kisaran Rp 12 triliun.
Meskipun IHSG ditutup di zona merah, asing tetap saja memborong saham-saham RI. Di pasar reguler asing net buy jumbo sebesar Rp 1,56 triliun. Dalam sepekan asing tercatat membukukan net buy mencapai Rp 7,13 triliun di pasar reguler.
Saham yang menjadi incaran asing hari ini adalah saham TLKM dan BBNI di mana pada kedua saham tersebut asing net buy masing-masing Rp 561 miliar dan Rp 365 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham ERAA dan ARTO dengan net sell masing-masing sebesar Rp 72 miliar dan Rp 67 miliar.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat di akhirperdagangan Rabu (9/2/2022), berkat reli saham teknologi di tengah surutnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS jelang rilis data inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 305,28 poin (+0,86%) ke 35.768,06, sementara S&P 500 tumbuh 65,64 poin (+1,45%) ke 4.587,18 dan Nasdaq lompat 295,92 poin (+2,08%) ke 14.490,37.
Investor bersiap untuk rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Kamis (10/2/2022), yang menunjukkan proyeksi inflasi. Inflasi tinggi akan menggerus keuntungan surat utang, sehingga memicu aksi jual yang menekan harga obligasi dan mengerek imbal hasil (yield).
Sementara itu dari dalam negeri Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% dan baru akan menaikkan suku bunga acuan jika terjadi kenaikan inflasi secara fundamental. Keputusan BI tersebut sesuai dengan perkiraan pasar.
Namun dalam konferensi persnya hari ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh lebih tinggi tahun 2022 di kisaran 4,7-5,5%.
Lebih lanjut Perry juga memperkirakan the Fed atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuannya sampai 4x tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000