Harga Obligasi RI Rontok, Rupiah Jadi Keok

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 September 2020 11:07
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Data Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor ramai-ramai melepas obligasi pemerintah Indonesia. Aksi jual massal ini berdampak terhadap pelemahan nilai tukar rupiah.

Pada Rabu (2/9/2020) pukul 10:26 WIB, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun berada di 6,944%. Naik 13 basis poin (bps) dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 22 Juli.

Kenaikan yield menandakan harga Surat Berharga Negara (SBN) sedang turun. Harga anjlok akibat sepinya peminat atau aksi jual dari pelaku pasar.

Seretnya arus modal dari pasar SBN membuat rupiah kekurangan 'darah'. Akibatnya, rupiah melemah 1,48% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sepertinya investor cemas bahwa ke depan pasokan SBN bakal melimpah. Soalnya, ada kemungkinan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tetap akan menjalankan skema burden sharing alias kolaborasi dalam pembiayaan defisit anggaran.

Sedianya burden sharing ini hanya skema ad hoc, one off, sekali pukul. Namun ada risiko BI akan tetap membeli SBN untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 2022.

Kepada para jurnalis media asing di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa berada di kisaran 4,5-5,5%, maka burden sharing mungkin tidak lagi dibutuhkan pada 2022. Pernyataan Jokowi bisa dimaknai bahwa masih ada peluang pemerintah akan meminta bantuan kepada BI untuk membiayai defisit anggaran setidaknya hingga 2022, andai pertumbuhan ekonomi di bawah target.

Sampai dengan 18 Agustus, BI telah membeli SBN di pasar perdana (baik lelang, greenshoe options, sampai private placement) senilai Rp 42,96 triliun. Apabila situasi belum kondusif, maka sangat mungkin jumlah ini akan terus bertambah karena pasar tidak bisa diharapkan untuk menyerap SBN.

Potensi membludaknya pasokan SBN membuat harga instrumen ini turun. Minat investor pun berkurang, bahkan yang sudah memegang pun memutuskan untuk menjual. Hasilnya jelas, harga SBN turun dan rupiah melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seperti IHSG & Rupiah, Harga Surat Utang Pemerintah Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular