
Cuan, Cuan, Cuan! Harga Batu Bara 'Lompat' Nyaris 7% Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menguat signifikan sepanjang pekan ini (2-6 November). Harga di batu hitam berhasil menembus level psikologis US$ 60/ton.
Minggu ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melesat 6,75% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, harga komoditas ini ditutup di US$ 62,35/barel.
Impor batu bara China yang anjlok pada Oktober mulai kembali naik bulan ini. Pada Oktober, impor batu bara China tercatat 11,3 juta ton, turun hingga 5,04 juta ton dibandingkan September.
Namun pada November, sejauh ini impor sudah 11,63 juta ton, sudah di atas Oktober. Masih ada sisa waktu lebih dari setengah bulan, artinya ada peluang impor bisa naik lagi.
![]() |
Sementara di India, permintaan batu bara pun naga-naganya bakal naik. Hingga akhir pekan ini, impor batu bara Negeri Bollywood adalah 13,22 juta ton. Pada akhir bulan, kemungkinan bisa melampaui pencapaian bulan lalu yaitu 17,93 juta ton.
![]() |
"Dalam jangka menengah, kami masih berpersepsi positif terhadap harga batu bara. Permintaan global lambat laun akan meningkat, yang dibarengi dengan pengurangan produksi, akan menyeimbangkan harga," sebut Toby Hassel, Analis Refinitiv.
Kenaikan harga batu bara, jika bertahan lama, akan berdampak positif buat Indonesia. Pasalnya, batu bara adalah salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia.
Pada Januari-Agustus 2020, nilai ekspor batu bara nasional mencapai US$ 9,89 miliar. Hanya kalah dari minyak sawit mentah (CPO).
![]() |
Sepanjang kuartal III-2020, harga baru bara meroket 15,82% point-to-point. Hasilnya, kinerja industri batu bara membaik meski masih tumbuh negatif alias terkontraksi.
Pada kuartal III-2020, pertumbuhan industri batu bara adalah -7,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang -10,31%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020
