Ini Dia yang Bikin Ekonomi RI -3,49% dan Masuk Resesi!

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
05 November 2020 11:40
Bongkar Muat Batu bara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara.
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia terkontraksi atau tumbuh negatif 3,49% di kuartal III-2020, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Ini membuat Indonesia resmi masuk ke masa resesi ekonomi, karena Produk Domestik Bruto (PDB) sudah negatif dalam dua kuartal beruntun.

"Perekonomian di berbagai negara pada triwulan III lebih baik dibandingkan dengan triwulan II. Namun masih ada kendala karena tingginya kasus Covid-19. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam triwulan-triwulan mendatang. Perekonomian beberapa negara mitra dagang Indonesia pada triwulan III masih terkontraksi, tetapi tidak sedalam triwulan II," papar Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Kamis (4/11/2020).

Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, menambahkan meski masih negatif tetapi kontraksi ekonomi Indonesia membaik ketimbang kuartal II-2020 yang mencapai 5,32% YoY. "Grafiknya mulai ngangkat ke atas, ada perbaikan di sana. Tentunya arah ini harus dijaga," tegasnya.

Apa saja perbaikan itu? Pertama, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) naik dari US$ 27,67/barel pada kuartal II-2020 menjadi US$ 39,9% pada kuartal III-2020. Harga sejumlah komoditas andalan ekspor Indonesia pun naik, seperti minyak kelapa sawit, kedelai, timah, dan bijih besi.

Kedua, realisasi belanja pemerintah meningkat. Pada kuartal III-2020, realisasi belanja negara adalah 28,16% dari pagu sementara periode yang sama pada 2019 adalah 22,75%.

"Kenaikan realisasi belanja negara pada triwulan III-2020 terutama disebabkan naiknya realisasi belanja pemerintah pusat dan TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa). Belanja pemerintah pusat, belanja barang naik 47,48%, belanja hibah dan bantuan sosial naik tinggi 246,25%," ungkap Kecuk.

Ketiga, investasi membaik pada kuartal III-2020. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada Juli-September 2020 sebesar Rp 209 triliun.

Keempat, sektor otomotif menunjukkan pemulihan. Produksi mobil pada kuartal III-2020 adalah 113.000 unit, melonjak 172,78% dibandingkan kuartal sebelumnya tetapi masih turun 68,47% secara YoY. 

"Demikian juga penjualan mobil, secara kuartalan naik 362,17% meskipun YoY masih turun 59,3%," kata Kecuk. Sementara penjualan sepeda motor pada kuartal III-2020 meroket 190,75% secara kuartalan meski masih anjlok 46,14% YoY.

"Jadi secara kuartalan, PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif dan tinggi sebesar 5,05%. Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang signifikan dan modal yang bagus untuk melangkah ke triwulan IV.

"Untuk YoY, meskipun pertumbuhan ekonomi terkontraksi 3,49% tetapi kontraksinya tidak sedalam triwulan II yang sebesar -5,32%. Artinya terjadi perbaikan dan kita berharap triwulan IV situasinya lebih baik, apalagi dengan pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," papar Kecuk.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular