Ini Dia yang Bikin Ekonomi RI -3,49% dan Masuk Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia terkontraksi atau tumbuh negatif 3,49% di kuartal III-2020, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Ini membuat Indonesia resmi masuk ke masa resesi ekonomi, karena Produk Domestik Bruto (PDB) sudah negatif dalam dua kuartal beruntun.
"Perekonomian di berbagai negara pada triwulan III lebih baik dibandingkan dengan triwulan II. Namun masih ada kendala karena tingginya kasus Covid-19. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam triwulan-triwulan mendatang. Perekonomian beberapa negara mitra dagang Indonesia pada triwulan III masih terkontraksi, tetapi tidak sedalam triwulan II," papar Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Kamis (4/11/2020).
Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, menambahkan meski masih negatif tetapi kontraksi ekonomi Indonesia membaik ketimbang kuartal II-2020 yang mencapai 5,32% YoY. "Grafiknya mulai ngangkat ke atas, ada perbaikan di sana. Tentunya arah ini harus dijaga," tegasnya.
Apa saja perbaikan itu? Pertama, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) naik dari US$ 27,67/barel pada kuartal II-2020 menjadi US$ 39,9% pada kuartal III-2020. Harga sejumlah komoditas andalan ekspor Indonesia pun naik, seperti minyak kelapa sawit, kedelai, timah, dan bijih besi.
Kedua, realisasi belanja pemerintah meningkat. Pada kuartal III-2020, realisasi belanja negara adalah 28,16% dari pagu sementara periode yang sama pada 2019 adalah 22,75%.
"Kenaikan realisasi belanja negara pada triwulan III-2020 terutama disebabkan naiknya realisasi belanja pemerintah pusat dan TKDD (Transfer ke Daerah dan Dana Desa). Belanja pemerintah pusat, belanja barang naik 47,48%, belanja hibah dan bantuan sosial naik tinggi 246,25%," ungkap Kecuk.
