
Cadev RI Kembali Turun, Harga SBN Pun Kompak Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Jumat (6/11/2020) akhir pekan ini kompak ditutup menguat seiring dari turunnya kembali cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Oktober 2020 dan kian dekatnya kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).
Seluruh tenor SBN hari ini ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan imbal hasil (yield) yang kompak mengalami penurunan. Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun drastis, yakni 22,4 basis poin ke level 6,385% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa (cadev) Indonesia pada periode Oktober 2020. BI menunjukkan per 31 Oktober, cadev Indonesia sebesar US$ 133,7 miliar, turun US$ 1,5 miliar dibandingkan posisi akhir September.
Cadev Indonesia menurun selama 2 bulan beruntun, menjauhi rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Agustus lalu, di mana pada bulan September, cadev juga mengalami penurunan US$ 1,8 miliar dari bulan Agustus US$ 137 miliar.
Penyebab penurunan dalam 2 bulan beruntun tersebut sama, yakni pembayaran utang luar negeri. Seandainya tidak membayar utang, ada kemungkinan posisi cadev meningkat, sebab kebutuhan untuk intervensi rupiah minim.
Sementara itu, Pelaku pasar global juga masih memantau penghitungan suara hasil pilpres AS, di mana Biden terus menempel ketat perolehan suara calon presiden petahana Donald Trump di dua negara bagian kunci, yakni Georgia dan Pennsylvania.
Dilansir dari hitung cepat Associated Press (AP), update terbaru pemilihan presiden AS menunjukkan bahwa Joe Biden sebagai kandidat dari Demokrat unggul dengan 264 suara elektoral yang berarti kurang 6 suara elektoral lagi untuk melenggang ke Gedung Putih. Di Nevada dan Arizona, Biden sejauh ini masih memimpin meski ditempel ketat.
Namun sejatinya penghitungan belum selesai. Masih ada intrik dan drama politik yang menyertai. Trump sebagai petahana dan kandidat dari Partai Republik yang perolehan suaranya tertinggal tak terima dan berupaya menggugat.
Di tengah ketakpastian yang masih tinggi tersebut, pelaku pasar pad perdagangan terakhir sepekan ini memilih memburu SBN yang merupakan aset teraman di wilayah kedaulatan NKRI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kompak Menguat