BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kompak Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
13 October 2020 17:42
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (13/10/2020) mayoritas ditutup menguat, seiring dari pengumuman kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada hari ini.

Mayoritas SBN ramai dikoleksi oleh investor pada hari ini, kecuali SBN bertenor jangka pendek, yakni 1 tahun yang cenderung dilepas oleh investor. Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, namun tidak untuk yield SBN tenor 1 tahun yang naik 19,3 basis poin ke level 3,694%.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 1,6 basis poin ke level 6,883% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Penurunan yield terbesar tercatat di SBN dengan tenor 15 tahun yang turun 2,1 basis poin ke level 7,394%. Sedangkan, pelemahan yield terkecil terjadi pada SBN berjatuh tempo 30 tahun yang turun 0,2 basis poin ke 7,437%.

Hari ini, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 12-13 Oktober 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,00%. BI sudah menahan bunga acuan ini 4 bulan berturut-turut.

BI memandang bunga acuan tersebut masih inline dalam mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi virus corona (Covid-19). "Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (13/10/2020).

Perry mengatakan, perbaikan ekonomi global berlanjut sesuai perkiraan sebelumnya. "Keputusan ini mempertimbangkan perlunya jaga stabilitas Nilai Tukar Rupiah di tengah inflasi yang diperkirakan tetap rendah." 

Di tengah inflasi yang diperkirakan masih di level rendah, membuat aset pendapatan tetap seperti obligasi negara menjadi lebih menarik karena keuntungan riil (real return) dari imbal hasilnya pun terhitung lebih tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraca Dagang RI Lagi-Lagi Surplus, Harga SBN Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular