
Stimulus AS DIprediksi Segera Cair, Harga SBN Lanjutkan Reli

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Rabu (21/10/2020) kembali ditutup menguat, di tengah koreksi bursa saham domestik, seiring kabar positif dari stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS).
Mayoritas SBN ramai dikoleksi oleh investor pada hari ini, kecuali SBN berjangka pendek 1 tahun yang cenderung dilepas oleh investor. Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, namun tidak untuk yield SBN tenor 1 tahun yang naik 1,1 basis poin ke level 4,14%.
Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 3,9 basis poin ke level 6,62% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Penurunan yield terbesar tercatat di SBN bertenor 15 tahun yang turun 8,4 basis poin ke level 7,205%. Sedangkan, pelemahan yield terkecil terjadi pada SBN berjatuh tempo 10 dan 30 tahun yang sama-sama turun 3,9 basis poin.
Penguatan harga SBN didorong oleh sentimen positif dari kabar stimulus corona di AS yang yang hampir "deal." Ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah membuat "kemajuan yang bagus" selama negosiasi.
Namun ada "beberapa hal yang dihadapi" sebelum kesepakatan dicapai. Kedua tokoh tersebut akan bertemu lagi pada Rabu dan Meadows berharap ada "sejenis kesepakatan jelang akhir pekan." Negosiasi itu berlangsung untuk mengejar kesepakatan stimulus sebelum 3 November, guna membantu memulihkan ekonomi AS yang bakal berdampak positif ke ekonomi dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kompak Menguat