
Jelang Pilpres AS, Harga Mayoritas SBN Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (03/11/2020) mayoritas ditutup melemah jelang pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang akan dilaksanakan pada malam nanti waktu Indonesia.
Mayoritas SBN hari ini cenderung dilepas oleh investor, kecuali SBN tenor 10 dan 30 tahun yang ramai dikoleksi investor. Obligasi tenor 10 tahun secara konsensus dijadikan sebagai acuan harga SBN.
Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami kenaikan yield, namun tidak untuk yield SBN acuan obligasi negara berjatuh tempo 10 tahun yang turun 1,1 basis poin ke level 6,601% dan yield SBN tenor 30 tahun yang turun 0,4 basis poin ke 7,354%
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Harga SBN bergerak ke zona merah karena investor sedang wait and see jelang pilpres AS malam nanti waktu Indonesia. Pilpres kali ini mempertemukan petahana dari Partai Republik Donald Trump dengan lawannya dari Partai Demokrat Joseph 'Joe' Biden.
Seandainya Trump kembali memenangi pemilu kali ini, tentunya tidak akan ada perubahan signifikan dari kebijakan yang diterapkan saat ini. Perang dagang dengan China misalnya, masih akan tetap berkobar. Kemudian, dari segi perpajakan tentunya tidak akan berubah, setelah dipangkas pada periode pemerintahannya saat ini.
Sementara jika lawannya, Joe Biden, yang memenangi pilpres, bisa dipastikan akan ada perubahan kebijakan. Perang dagang dengan China kemungkinan tidak akan berkobar, sementara pajak kemungkinan akan dinaikkan.
Mayoritas hasil survey yang dikutip dari BBC News, semua lembaga survei menyatakan keunggulan untuk calon penantang dari Partai Demokrat yaitu Joe Biden. Rata-rata Biden unggul 7% dibanding calon petahana dari Partai Republik Donald Trump.
Koreksi harga di pasar aset pendapatan tetap ini mengindikasikan pelaku pasar melakukan aksi ambil untung dan mengalihkan asetnya ke aset yang lebih berisiko tetapi menjanjikan keuntungan tinggi seperti saham.
Ekspektasi bahwa ekonomi dunia bakal membaik jika Biden terpilih, sering dengan mengendurnya perang dagang yang bakal membuat ekonomi dunia pulih lebuh cepat. Dus, kinerja emiten di bursa saham diyakini membaik, sehingga menjanjikan peluang reli harga dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kompak Menguat
