
Letoy 0,4% di Oktober, Jangan Kaget Jika Harga Emas "Meledak"

Pialang komoditas senior RJO Futures yang berbasis di Chicago, Bob Haberkorn, mengatakan jika aksi jual di pasar saham menjadi lebih buruk, harga emas mungkin akan terus turun dan menguji level US$ 1.850-1.855/troy ons terlebih dahulu dan kemudian turun lagi ke US$ 1.825/troy ons.
"Kita bisa melihat level US$ 1.825 per troy ons jika terjadi lebih banyak lockdown akibat virus corona. Pasar saham bisa semakin ketakutan, yang mungkin akan menarik emas dan perak lebih rendah menjelang pemilihan presiden AS," kata Haberkorn.
Namun Haberkorn menegaskan, setelah pemilihan presiden (pilpres) AS berakhir, harga emas akan rebound.
Pilpres AS akan menjadi kunci sekaligus menjadi pemicu harga emas akan "meledak" di sisa tahun ini. Pilpres yang mempertemukan petahana dari Partai Republik, Donald Trump, dengan penantangnya dari Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden akan berlangsung pada Selasa 3 November waktu setempat.
Saat pilpres selesai, dan komposisi Kongres (DPR dan Senat) sudah diketahui, tentunya isu stimulus fiskal akan kembali muncul. Cepat atu lambat stimulus tersebut akan cair karena dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi Paman Sam.
Hal tersebut tentunya menguntungkan emas dari 2 sisi.
Yang pertama saat stimulus fiskal cair, maka jumlah uang yang beredar akan bertambah, secara teori hal tersebut akan membuat nilai tukar dolar AS melemah.
Dolar AS dan emas memiliki korelasi negatif, artinya ketika dolar AS turun maka emas cenderung naik. Hal itu terjadi karena emas dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah, harga emas akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dan permintaan berpotensi meningkat.
Kemudian yang kedua, bertambahnya jumlah uang bereda berisiko memicu inflasi. Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sehingga akan diburu oleh pelaku pasar.
Terkait dengan pilpres di AS, Andy Hecht partner di bubbatrading.com mengatakan siapa pun pemenangnya apakah petahana dari Partai Republik, Donald Trump, atau penantangnya dari Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden, harga emas dikatakan tetap akan menguat.
Tetapi jika Biden yang memenangi pilpres akan lebih menguntungkan bagi emas, sebab menurut Hetch nilai stimulus yang akan digelontorkan lebih besar.
Hal senada juga diungkapkan Mike McGlone ahli strategi komoditas senior di Bloomberg Intelligence. Ia mengatakan emas saat ini sedang memulai tren penguatan 20 tahun lalu, atau yang disebut supercycle.
"Saya melihat emas saat ini memiliki kesamaan dengan tahun 2001 ketika memulai tren kenaikan. Emas saat ini memulai lagi tren bullish yang dimulai 20 tahun lalu," kata McGlone sebagaimana dilansir Kitco.
McGlone mengatakan selama periode pemerintahan Trump emas sudah melesat 50%, dan siapa pun yang memerintah di AS selanjutnya ia melihat emas akan kembali mencetak kenaikan 50%.
Sama dengan Hetch, McGlone juga menilai emas akan lebih diuntungkan Joe Biden dan Partai Demokrat memenangi pemilihan umum kali ini.
Sementara itu dalam jangka pendek, Kitco melaporkan para analis masih bullish terhadap emas, dengan prediksi akan menyentuh US$ 2.100 hingga US$ 2.500/troy ons di awal tahun 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
