
Pasar RI Boleh Libur, tapi Rupiah Tetap Jaya di Tanah Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Republik Indonesia (RI) libur sejak Rabu hingga hari ini, Jumat (30/10/2020), dan baru akan dibuka kembali pada Senin (2/11/2020) pekan depan. Meski demikian, rupiah malah berjaya di Tanah Eropa, mampu menguat dalam 2 hari beruntun melawan euro dan poundsterling.
Melansir data Refinitiv, kemarin rupiah menguat 0,6% ke Rp 17.067,39/EUR dan berada di level terkuat dalam 3 bulan terakhir. Sementara pada Rabu lalu, rupiah mampu menguat 0,42%. Melawan poundsterling, rupiah menguat 0,55% ke Rp 18.880,27/GBP, yang merupakan level terkuat dalam sejak 24 September lalu. Di hari Rabu, mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini dibuat melemah 0,44%.
Peningkatan kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) di Eropa membuat mata uangnya berguguran. Pemulihan ekonomi di Benua Biru akan terhambat bahkan berisiko kembali nyungsep akibat kembali diterapkannya karantina (lockdown).
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada hari Rabu lalu mengumumkan lockdown di seluruh negara mulai Jumat ini. Lockdown kali ini sedikit berbeda dengan bulan Maret lalu, kali ini sekolah dan pabrik yang masih diizinkan tetap buka.
"Situasinya sangat buruk khususnya untuk usaha kecil dan menengah, sebab mereka harus tutup saat waktu yang penting dalam setahun, yakni sebelum liburan," kata Tomasz Michalski, profesor ekonomi di sekolah bisnis HEC Paris, sebagaimana dikutip CBNC International, Kamis (29/10/2020).
"Banyak usaha kecil dan menengah penjualan besarnya terjadi periode Oktober-Desember. Penjualan mereka akan kembali diambil oleh supermarket dan perusahaan ritel online raksasa," katanya.
Sementara itu motor utama perekonomian Eropa, Jerman, juga mengumumkan lockdown. Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengumumkan "light lockdown", dimana bar, restaurant, tempat olah raga, serta bioskop kembali dilarang beroperasi.
Sekolah, hingga hotel untuk perjalanan bisnis masih tetap dibuka, toko-toko juga masih beroperasi tetapi dengan jumlah pengunjung yang dibatasi.
"Light Lockdown" yang dilakukan Jerman diperkirakan membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2020 berkontraksi setidaknya 0,5% quarter-to-quarter (QtQ).
"Kebijakan lockdown akan menyebabkan kontraksi produk domestic bruto (PDB) di kuartal IV-2020 setidaknya 0,5% QtQ. Bisnis hospitality sekali lagi yang akan paling terpukul," kata analis Deutsche Bank dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.
Sementara itu dari Inggris, sebagian wilayah sudah kembali menerapkan lockdown. Tetapi Reuters melaporkan Pemerintah Inggris berusaha untuk menghindari lockdown di seluruh negara.
Italia, Spanyol, Belgia hingga Portugal juga sudah melakukan langkah-langkah pengetatan aktivitas warganya guna meredam penyebaran virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?