Internasional

Gila! Ribut dengan Prancis, Mata Uang Erdogan Terjun Bebas

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 October 2020 11:27
Turkish Lira and Dollar banknotes are seen in this picture illustration taken August 19, 2018. Picture taken August 19, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Turki 'terjun bebas' ke titik terendah baru di 2020 Selasa (27/10/2020) sore waktu setempat. Lira diperdagangkan di rekor 8,2 terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sore waktu London.

Ini terjadi di tengah ribut negeri Presiden Erdogan dengan Prancis. Ini juga terkait ketidaksukaan investor atas sikap keras bank sentral soal suku bunga.


Sebagaimana diketahui, pemimpin Turki itu menyuarakan ketidaksukaannya pada Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ini terkait pascakomentar kontroversial Macron soal Islam.

Ia menyebut Macron perlu di cek mental karena menyuarakan Islamophobia. Sebelumnya Macron menyebut mendukung publikasi kembali kartun Nabi Muhammad dan menyebut Islam dalam krisis, yang berujung pada seruan boikot negeri Arab dan Erdogan.

Sementara itu sikap keras Central Bank of the Republic of Turkey yang enggan menaikkan suku bunga juga menjadi masalah lain. Suku bunga acuan Turki saat ini berada di 10,24%.

Ini dilakukan di bawah 'tekanan' Erdogan yang menginginkan suku bunga tetap rendah. Ia menyebut suku bunga tinggi sebagai biang 'setan' dan jahat.

Padahal sebagian ekonom menilai ini penting agar negeri itu bisa melawan inflasi. Saat ini inflasi Negeri Kebab di atas 11%.

"Pasar jelas tidak senang dengan pendekatan CBRT pada sisi suku bunga," kata Kepala Valuta Asing Global Jefferies, W. Brad Betchel dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC International, Rabu (28/10/2020).

"Akan sulit bagi bank sentral untuk mengakui dengan lebih jelas bahwa mereka tidak bersedia mengambil tindakan apa pun untuk menstabilkan prospek inflasi dan lira Turki, melawan tekanan politik," tulis analis lain dari Commerzbank mengutip media yang sama.

Nilai lira telah turun 20% year to date (ytd) dan berkurang setengahnya sejak akhir 2017. Di awal 2018, nilai lira pernah hanya 3,7 per satu dolar AS.

Kejadian yang sama juga diprediksi akan terjadi tahun ini. Karenanya ahli strategi senior di Bluebay Asset Management, menulis dalam catatan email, meminta suku bunga segera naik.

"CBRT perlu bangun cukup cepat dan menaikkan suku bunga kebijakan atau lira jatuh ke lantai," katanya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Erdogan Disebut "Idiot" oleh Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular