
Penjelasan KAI Soal dari Untung Rp 1,5 T jadi Rugi Rp 2,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat kerugian sekitar Rp 2,5 triliun pada kuartal III-2020. Angka tersebut berbanding terbalik dengan capaian tahun 2020 dengan angka untung sekitar Rp 1,5 triliun.
VP Public Relations KAI Joni Martinus buka suara mengenai hal ini. Ia menegaskan bahwa kerugian ini tidak akan mengendorkan aspek layanan terhadap masyarakat.
"Meski mengalami kerugian, KAI tetap memberikan pelayanan prima kepada pelanggan. KAI akan terus berupaya untuk menjadikan kereta api sebagai moda transportasi aman, nyaman, selamat, dan sehat sampai di tujuan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/10/20).
Dia juga menyampaikan sejumlah tren positif memasuki kuartal terakhir tahun 2020. Dia mengaku optimis menghadapai kuartal IV/2020 ini.
"Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan baik dari sisi angkutan penumpang dan barang pada kuartal III dibanding kuartal II 2020," ucapnya.
Pada kuartal III, jumlah pelanggan KAI Grup mencapai 35,7 juta pelanggan. Angka ini naik 75% dibanding kuartal II sebanyak 20,4 juta pelanggan.
"Kenaikan tersebut dikarenakan aktivitas masyarakat mulai berangsur pulih dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat pada berbagai aspek pelayanan," ucap Joni.
Ia mengklaim bahwa jumlah pelanggan KA sudah mulai mengalami recovery secara stabil meski perlahan. Karena itu, KAI akan menjalankan KA secara optimal, yaitu menjalankan KA pada rute dan tanggal yang potensial.
"Angkutan Barang yang sempat terdampak pada kuartal II juga kini kembali pulih. Pada kuartal III, KAI mengangkut 11,5 juta ton barang, naik 16% dibanding kuartal II sebanyak 9,9 juta ton barang. KAI akan terus memacu pendapatan dari angkutan barang baik melalui pengaturan pola operasional dan mencari mitra atau rute baru yang potensial," tegasnya.
Sebelumnya, per 30 September 2020 KAI mencatat jumlah kerugian komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 2,51 triliun, anjlok signifikan dari untung Rp 1,474 triliun di 30 September 2019.
Adapun jumlah pendapatan KAI anjlok menjadi Rp 12,19 triliun di 30 September 2020 dari Rp 17,8 triliun pada periode sebelumnya. Dari angka tersebut, hanya pendapatan konstruksi yang mengalami kenaikan jadi Rp 2,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,4 triliun. Sedangkan pendapatan angkutan dan usaha lainnya turun drastis dari Rp 16,3 triliun menjadi Rp 9,8 triliun.
Sementara itu, total arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi minus Rp 1,87 triliun di 30 September 2020, dari positif Rp 1,57 triliun di 30 September 2019. Sedangkan kas bersih digunakan untuk investasi sebesar Rp 3,59 triliun.
Sementara itu, KAI juga mendapatkan tambahan kas dari pinjaman bank sebesar Rp 10,78 triliun. Secara keseluruhan, KAI masih menyisakan kas sebesar Rp 2,74 triliun di 30 September 2020.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Panjang, KAI Operasikan 13 Kereta Tambahan