Analisis Teknikal

Waspada! IHSG Bergerak Liar, Sesi II Bisa Berakhir Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
27 October 2020 12:55
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak kuat bertahan di jalur hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (27/10/2020) dengan koreksi sebesar 0,1% atau 6,2 poin ke level 5.137,866.

Indeks acuan bursa nasional tersebut sempat menguat ke level 5.155,566 jelang pukul 11:00 WIB, setelah dibuka melemah 0,2% di level 5.133,53. Nilai transaksi harian tercatat Rp 4,45 triliun dengan volume transaksi 8,4 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 445.023 kali.

Seluruh bursa saham di kawasan Asia melemah, kecuali bursa Malaysia yang indeksnya menguat 0,4%. Koreksi terbesar dibukukan bursa saham Hangseng Hong Kong yang minus 1,2%, diikuti indeks bursa India sebesar -0,75%.

Pelaku pasar memilih posisi trading jangka pendek di perdagangan terakhir pekan ini yang juga menjadi perdagangan terakhir bulan ini. Sentimen negatif masih menyelimuti terutama dari bursa global, di mana Wall Street tertekan oleh kenaikan penyebaran virus Covid-19.

Namun, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 119,8 miliar di pasar regular, melanjutkan aksi beli kemarin yang juga berada di kisaran yang sama.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.163 yang merupakan Fibonacci Retracement 50%. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.116.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 59, yang meskipun belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi gerak indikator RSI terkonsolidasi turun setelah mendekati zona jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular