Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra buka-bukaan mengenai membeludak bisnis angkutan kargo. Kini, porsi pendapatan kargo Garuda justru melebihi capaian tahun 2019 atau sebelum ada pandemi Covid-19.
Ia mengaku, memang terus berupaya lebih aktif menggenjot bisnis pengiriman kargo. Upaya akselerasi ini menurut dia sangat dimungkinkan saat ini karena Garuda sudah punya jalur ke hampir semua kota besar yang selama ini dilayani.
"Kita buka juga beberapa rute langsung di Bandung-Medan maupun Bandung-Denpasar dan Manado-Makassar. Tetapi juga kita membuka 2 penerbangan khusus untuk ekspor. Pertama dari Manado ke Narita Tokyo Jepang. Yang kedua dari Makassar ke Singapura," kata Irfan kepada CNBC Indonesia, Senin (26/10/20).
Belakangan, ia juga rajin berkomunikasi dengan sejumlah kepala daerah. Terakhir, ia berkoordinasi dengan Gubernur Bali dan Maluku untuk melihat potensi apakah bisa menjalankan penerbangan langsung dari kota-kota seperti Ambon maupun Denpasar langsung ke negara tujuan ekspor.
"Dan ini kami khususkan memang kompetitif produk-produk perikanan dan sebagian komoditi lainnya. Jadi kayak seperti di Manado kami berhasil mengirim hampir 20 ton setiap minggu dan ada waktu di mana ada ekspor sebesar 1,5 ton hanya bawang merah ke Jepang," bebernya.
Dia mengakui bahwa pendapatan dari kargo tidak sebanding porsinya jika disejajarkan dengan pendapatan penumpang. Kendati begitu, saat ini porsi yang didapat dari kargo lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
"Tentu saja kargo ini mengambil porsi yang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan penumpang. Tapi sebelumnya itu kita di tahun-tahun sebelumnya itu kontribusi kita dari kargo itu sangat minim, di bawah 10%. kali ini kami menyaksikan dan ada di hari-hari tertentu sudah bisa mencapai 20% dari total revenue per hari ini," ucapnya.
Dari sisi tonase, saat ini jumlahnya juga sudah lebih besar meski jumlah penerbangan saat uni hanya 40%. Artinya, capaian ini lebih baik jika dibandingkan kondisi normal pada 2019 dengan traffic penerbangan penumpang sangat intensif.
"Jadi dari sisi jumlah tonase yang kita kirim maupun revenue yang kita peroleh itu menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan dibandingkan tahun lalu," katanya.
Sementara itu, libur panjang dan diskon tiket melalui potongan airport tax atau PSC berdampak positif pada industri penerbangan. Garuda Indonesia mencatatkan lonjakan pesanan hingga 30% dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Irfan mengakui bahwa para penumpang menunjukkan respons positif dari kebijakan stimulus pemerintah.
"Kalau kita bicara respons dari penumpang tentu saja banyak yang menyampaikan secara positif dari stimulus ini," ujarnya.
Dikatakan bahwa melihat adanya penurunan dari harga tiket. Sambutan positif penumpang juga tertuang melalui hasil riset internal Garuda Indonesia.
"Sisi booking akibat dari penghilangan PSC ini, kita agak sulit untuk mengotakan ini masuk ke dalam mana karena memang minggu ini kan ada libur panjang. Jadi apakah ini disebabkan oleh libur panjangnya atau oleh PSC-nya kita belum mampu melakukan klasifikasi yang lebih detail," urainya.
"Tapi dari segi booking yang tercatat di kita memang ada peningkatan yang cukup menggembirakan menjelang libur panjang," lanjutnya.
Terkait kenaikan 30%, ia optimis bahwa angka tersebut masih bisa bergerak lebih tinggi. Pasalnya, menurutnya hal ini tidak lepas dari tipikal penumpang Indonesia yang masih didominasi oleh pelancong dadakan.
"Tipikal penumpang domestik kita ini cukup banyak juga yang booking di saat-saat terakhir. Jadi tentu saja kita berharap ada peningkatan yang cukup signifikan menjelang libur panjang ini. Termasuk nanti kita bisa lihat nanti di Selasa sore booking ini terjadi," urainya.
Belum lagi, dia mengakui bahwa masih banyak orang yang ragu untuk bepergian. Dengan adanya trend peningkatan ini, ia berharap ada pengaruh terhadap keraguan calon penumpang.
"Karena memang situasi pandemi ini masih banyak penumpang kita yang retensi, jadi kita harus siap siap di pertengahan libur ini ada peningkatan lagi karena mendengar feedback dari kawan-kawannya yang sudah pergi liburan di hari Selasa atau Rabu," paparnya.
Sejalan dengan itu, pihaknya juga mengevaluasi intensitas terbang di rute-rute gemuk. Salah satu penambahan jadwal terbang dilakukan terhadap rute Jakarta-Denpasar, Bali.
"Tentu saja akan terus kita monitor, kita dorong, termasuk dalam hal ini adalah pembukaan rute baru maupun peningkatan frekuensi penerbangan. Seperti misalnya Jakarta-Denpasar selama ini beberapa kali kita hanya terbangkan sehari 5-6 kali. Minggu ini kita akan coba penerbangan 10 kali dalam sehari dan yang kita gunakan adalah pesawat pesawat berbadan besar sehingga bisa memuat jumlah penumpangnya lebih banyak," ucapnya