Jangan Kudet, Simak 7 Informasi Ini Sebelum Kejar Cuan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 October 2020 08:37
bursa saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (21/10/20) ditutup di zona merah turun tipis 0,07% di level 5.096,44. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 116 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 9,5 triliun.

Sentimen positif dari Amerika Serikat, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini, setelah Pelosi berbicara dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin tentang kesepakatan stimulus.

"Saya pikir tidak peduli siapa yang terpilih, kami akan mendapatkan stimulus," kata Brian Reynolds, kepala ahli strategi pasar, di Reynolds Strategy.

"Kabar utama ini bersifat jangka pendek. Akhirnya, mereka akan berkumpul dan menghasilkan lebih banyak stimulus bagi perekonomian karena semua sektor yang terdampak sangat membutuhkannya," tambahnya.

Sebelumnya, ketidakpastian atas paket stimulus corona membebani indeks utama Wall Street pada hari Senin dan analis memperkirakan ketidakseimbangan pasar akan meningkat di dua minggu terakhir jelang pemilihan presiden AS.

Selain kabar tersebut, beberapa kabar emiten di kemarin juga menarik untuk disimak sebelum pembukaan perdagangan hari ini.

1. PT Timah Lakukan Revalidasi Cadangan Rare Earth, Ada Berapa?

Indonesia disebut-sebut memiliki potensi rare earth atau unsur tanah jarang yang besar. Untuk memastikan berapa jumlah sumber daya tanah jarang yang dimiliki, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Timah Tbk (TINS), tengah menghitung besaran cadangan tersebut.

Direktur Utama PT Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan pihaknya kini sedang melakukan revalidasi data cadangan rare earth yang dimiliki perseroan.

Dia menjelaskan, mineral timah yang ada di PT Timah memiliki mineral ikutan berupa monasit, zirkon, ilmenit, dan rutil. Di dalam mineral ikutan monasit, jika kembali di pecah, maka akan terdapat mineral radio aktif yakni thorium dan logam tanah jarang.

2. Genjot Inklusi, Bos BRI Beberkan Peluang Gandeng Fintech

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso menyatakan bank dan perusahaan teknologi finansial (tekfin) di saat seperti sekarang ini memiliki peran penting meningkatkan inklusi keuangan. Bukan malah bersaing, justru dalam ekosistem keuangan, keduanya harus bekerja sama.

Hal ini disampaikan Sunarso dalam diskusi bertajuk Digitalisasi Pengelolaan Keuangan Menuju Inklusi Keuangan: Peluang dan Tantangan.

Kerja sama ini misalnya, BRI sebagai bank yang fokus pada pembiayaan UMKM pasti membutuhkan penilaian kelayakan kredit (credit scoring) dari para pelaku UMKM. Pasalnya, kondisi pandemi menyebabkan layanan keuangan konvensional harus beradaptasi dengan cepat menuju digitaliasi karena terbatasnya pertemuan secara fisik.

3. Ketika Bos PTBA Bicara Proyek Green Energy, Tanda Apakah Ini?

Sejumlah perusahaan energi kelas dunia beramai-ramai beralih ke proyek energi baru dan terbarukan, termasuk Indonesia. Bahkan, pengembangan produk EBT ini bukan hanya dijalankan oleh perusahaan minyak dan gas bumi, tapi juga perusahaan batu bara.

Salah satu perusahaan batu bara nasional yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kini juga berencana mengembangkan proyek energi baru dan terbarukan, seperti gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan PTBA tertarik untuk masuk ke proyek EBT melalui pembangunan PLTS karena besarnya potensi energi surya yakni sekitar 207,8 giga watt (GW) dari total potensi EBT yang mencapai 417,8 GW.

4. Fitch Rating Pangkas Peringkat Wijaya Karya Menjadi A-

Fitch Ratings Indonesia menurunkan peringkat nasional jangka panjang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menjadi A- dari A. Pada saat yang sama, Fitch Ratings telah menegaskan peringkat Default Penerbit Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal (IDR) Jangka Panjang di BB-.

Fitch menghapus semua peringkat utang Wijaya Karya dari Rating Watch Negative, yang disematkan pada 10 September 2020 dengan Outlook negatif.

Penegasan tersebut menyusul review Fitch tentang keterkaitan perusahaan dengan pemerintah. "Kami telah merevisi kekuatan dan insentif bagi pemerintah untuk memberikan dukungan, meskipun skor agregat GRE (government-related entity) WIKA pada 15,0 di bawah kriteria GRE tidak berubah," tulis rilis Fitch Ratings, yang dirilis, Rabu (21/10/2020).

5. Ada Emiten Labanya Meroket 475% di Q3 Usai Buyback, Wajarkah?

Emiten distributor alat kesehatan dan jarum suntik sekali pakai, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 35,47 miliar di September 2020, melesat 475% dari periode September 2019 sebesar Rp 6,17 miliar.

Dalam penjelasannya, manajemen IRRA menjelaskan, kenaikan laba bersih yang mentereng itu salah satunya juga dikontribusi dari tambahan pendapatan di pos pendapatan lain-lain yang berasal dari kenaikan harga saham hasil buyback (pembelian kembali saham).

Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, perolehan laba seiring dengan kinerja pos pendapatan yang naik 9,39% menjadi Rp 141,06 miliar dari sebelumnya Rp 128,95 miliar.

6. Deal! Merger Bank Syariah, Mandiri Genggam 51% Saham BRIS

Penggabungan tiga bank syariah pelat merah nantinya akan menjadikan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemegang saham mayoritas dari PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), sebagai bank hasil penggabungan (surviving entity) dengan kepemilikan sebesar 51%.

Komposisi pemegang saham pada lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.

Bank yang akan bergabung dengan Bank BRISyariah dalam mega merger bank syariah BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah.

7. Cuan...cuan! Penjualan Logam Mulia Antam Meroket 147% di Q3

Emiten pertambangan mineral BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan kenaikan penjualan emas yang cukup signifikan pada periode kuartal ketiga tahun ini.

Pada periode Juli sampai dengan September 2020, penjualan emas Antam melesat 147% menjadi sebesar 6.967 kg atau 223.994 troy ounce (oz) dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya 2.818 kg atau 90.600 troy ounce.

Sementara itu, jika dilihat sejak awal tahun sampai September atau 9 bulan, penjualan emas Antam mencapai 14.882 kg atau 478.467 troy ounce.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular