
Jangan Kudet, Simak 7 Informasi Ini Sebelum Kejar Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (21/10/20) ditutup di zona merah turun tipis 0,07% di level 5.096,44. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 116 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 9,5 triliun.
Sentimen positif dari Amerika Serikat, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini, setelah Pelosi berbicara dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin tentang kesepakatan stimulus.
"Saya pikir tidak peduli siapa yang terpilih, kami akan mendapatkan stimulus," kata Brian Reynolds, kepala ahli strategi pasar, di Reynolds Strategy.
"Kabar utama ini bersifat jangka pendek. Akhirnya, mereka akan berkumpul dan menghasilkan lebih banyak stimulus bagi perekonomian karena semua sektor yang terdampak sangat membutuhkannya," tambahnya.
Sebelumnya, ketidakpastian atas paket stimulus corona membebani indeks utama Wall Street pada hari Senin dan analis memperkirakan ketidakseimbangan pasar akan meningkat di dua minggu terakhir jelang pemilihan presiden AS.
Selain kabar tersebut, beberapa kabar emiten di kemarin juga menarik untuk disimak sebelum pembukaan perdagangan hari ini.
1. PT Timah Lakukan Revalidasi Cadangan Rare Earth, Ada Berapa?
Indonesia disebut-sebut memiliki potensi rare earth atau unsur tanah jarang yang besar. Untuk memastikan berapa jumlah sumber daya tanah jarang yang dimiliki, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Timah Tbk (TINS), tengah menghitung besaran cadangan tersebut.
Direktur Utama PT Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan pihaknya kini sedang melakukan revalidasi data cadangan rare earth yang dimiliki perseroan.
Dia menjelaskan, mineral timah yang ada di PT Timah memiliki mineral ikutan berupa monasit, zirkon, ilmenit, dan rutil. Di dalam mineral ikutan monasit, jika kembali di pecah, maka akan terdapat mineral radio aktif yakni thorium dan logam tanah jarang.
2. Genjot Inklusi, Bos BRI Beberkan Peluang Gandeng Fintech
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso menyatakan bank dan perusahaan teknologi finansial (tekfin) di saat seperti sekarang ini memiliki peran penting meningkatkan inklusi keuangan. Bukan malah bersaing, justru dalam ekosistem keuangan, keduanya harus bekerja sama.
Hal ini disampaikan Sunarso dalam diskusi bertajuk Digitalisasi Pengelolaan Keuangan Menuju Inklusi Keuangan: Peluang dan Tantangan.
Kerja sama ini misalnya, BRI sebagai bank yang fokus pada pembiayaan UMKM pasti membutuhkan penilaian kelayakan kredit (credit scoring) dari para pelaku UMKM. Pasalnya, kondisi pandemi menyebabkan layanan keuangan konvensional harus beradaptasi dengan cepat menuju digitaliasi karena terbatasnya pertemuan secara fisik.
3. Ketika Bos PTBA Bicara Proyek Green Energy, Tanda Apakah Ini?
Sejumlah perusahaan energi kelas dunia beramai-ramai beralih ke proyek energi baru dan terbarukan, termasuk Indonesia. Bahkan, pengembangan produk EBT ini bukan hanya dijalankan oleh perusahaan minyak dan gas bumi, tapi juga perusahaan batu bara.
Salah satu perusahaan batu bara nasional yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kini juga berencana mengembangkan proyek energi baru dan terbarukan, seperti gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan PTBA tertarik untuk masuk ke proyek EBT melalui pembangunan PLTS karena besarnya potensi energi surya yakni sekitar 207,8 giga watt (GW) dari total potensi EBT yang mencapai 417,8 GW.