
Konon Stimulus di AS Cair Pekan Ini, IHSG Siap-siap Melesat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,52% ke 5.099,84 pada perdagangan Selasa kemarin (20/10).
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 171 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 9,2 triliun.
Pelaku pasar menanti kepastian stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) apakah cair atau tidak yang membuat IHSG terkoreksi.
Ketua DPR (House of Representatif) yang berasal dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, memberikan tenggat waktu 48 jam sejak hari Minggu kemarin untuk mencapai kesepakatan dengan Pemerintah AS guna mencairkan stimulus sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang.
Artinya, masih ada peluang hingga Selasa waktu AS apakah stimulus akan cair atau tidak.
Berapa besarnya stimulus yang akan digelontorkan masih menjadi perdebatan, Partai Demokrat yang menguasai DPR AS mengusulkan US$ 2,2 triliun, yang dianggap terlalu besar oleh Pemerintah AS yang mengusulkan US$ 1,8 triliun.
Namun, tenggat waktu yang diberikan sudah tidak berlalu lagi, tetapi kedua belah pihak masih akan terus melanjutkan perundingan. Pelosi mengatakan setelah berbicara dengan Mnuchin dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini.
Hal senada juga ditegaskan Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, yang mengatakan Pelosi dan Mnuchin akan melanjutkan perundingan di hari Rabu, dan berharap melihat adanya beberapa kesepakatan sebelum akhir pekan.
Berlanjutnya perundingan tersebut memberikan sentimen positif ke pasar saham global. Bursa saham AS menguat pada Selasa waktu setempat, dan beberapa bursa Asia yang sudah dibuka pagi ini, Rabu (21/10/2020). IHSG juga berpotensi mengekor ke zona hijau.
Secara teknikal, IHSG kini bergerak di dekat rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang ditunjukkan dengan garis hijau.
Indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam tidak berada di wilayah jenuh beli (overbought) maupun jenuh jual (oversold), sehingga tidak bisa memberikan sinyal kemana IHSG akan bergerak.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
MA 50 berada di kisaran 5.115 hingga 5.120, iika berhasil dilewati IHSG berpeluang menguat kembali menuju kisaran 5.163 yang menjadi resisten kuat sebab merupakan Fibonnaci Retracement 50%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
![]() Foto: Refinitiv |
Sebaliknya, selama tertahan di bawah MA 50 IHSG berisiko melemah ke support 5.060. Jika support dilewati, ada risiko bursa kebanggaan Tanah Air ini turun ke kisaran 5.020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stimulus Berlanjut, Sesi II IHSG Bakal Anteng di Zona Hijau