
Stimulus Berlanjut, Sesi II IHSG Bakal Anteng di Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu (22/7/2020) ditutup menguat 0,28% ke level 5.128,8 merespons sejumlah stimulus tambahan yang digelontorkan oleh bank sentral dunia guna meredam dampak buruk dari Covid-19 terhadap perekonomian.
Pada hari Selasa kemarin waktu setempat para pemimpin Uni Eropa menyetujui paket bantuan atau stimulus untuk mengatasi situasi ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona.
Setelah empat hari pembicaraan di Brussels, para pemimpin UE menyetujui paket stimulus senilai 750 miliar euro. Dengan demikian, blok tersebut akan bersama-sama menerbitkan utang yang akan diberikan kepada negara-negara anggota yang paling terpukul oleh Covid-19.
Dari rencana pemulihan 750 miliar euro, 390 miliar euro akan dalam bentuk hibah dan 360 miliar euro dari pinjaman suku bunga rendah. Sekarang, kesepakatan itu harus disetujui oleh parlemen dari 27 negara anggota.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 4,67 triliun, investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 117,81 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 6,1 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 443.760 kali transaksi. Ada 194 saham yang naik, sementara turun sebanyak 199 saham dan stagnan 167 saham.
Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) (28,96%), PT kimia Farma Tbk (KAEF) (24,78%), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) (14,40%), sedangkan PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) (8,20%) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) (7,23%).
Selain stimulus, pasar ekuitas juga masih merespons positif terkait vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh beberapa perusahaan farmasi baik dalam negeri maupun internasional. Semakin cepat vaksin diproduksi maka semakin cepat pula roda perekonomian kembali berputar, sehingga pelaku pasar lebih optimis dan mau mengalirkan dananya ke pasar keuangan.
Sementara dari bursa kawasan Asia lainnya bergerak variatif, indeks Nikkei Jepang terpantau melemah 0,6%, Sementara Hang Seng Hongkong menguat 0,1%, dan indeks Strait Times Singapura tertekan 0,8%.
Pada perdagangan sesi II IHSG diperkirakan masih bertahan di zona hijau, dengan indikator BB yang berada di area resistance, dengangaris yang semakin melebar dikombinasikan indikator MACD yang berpotongan ke atas. Artinya kecenderungan masih menguat meski terbatas.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang semakin melebar, maka pergerakan selanjutnya masih cenderung menguat.
Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.145 hingga area 5.175. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 5.110 hingga area 5.085.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan ke atas dari wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan untuk naik.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 69 mendekati level oversold, dengan garis yang bergerak naik, maka IHSG kemungkinan masih menguat kendati terbatas.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area resistance dengan garis yang semakin melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung naik lebih lanjut, hal ini juga terkonfirmasi dengan MACD yang berpotongan ke atas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500