
Saat IHSG Jatuh, Asing Diam-diam Borong 5 Saham Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa kemarin (20/10/20) ditutup di zona merah, turun 0,52% di level 5.099,84.
Indeks acuan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sempat menyentuh level harian tertinggi 5.135.
Koreksi IHSG terjadi seiring dengan belum jelasnya stimulus dari Negeri Paman Sam dan bursa kawasan regional yang terkoreksi.
Data BEI mencatat, koreksi IHSG juga bersamaan dengan penurunan bursa Asia lain khususnya Nikkei Jepang yang minus 0,44%, STI Singapura turun 0,59%. Sementara Hang Seng naik 0,11% dan Indeks Shanghai menguat 0,47%.
Di bursa saham domestik, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 171 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 9,2 triliun. Terpantau 112 saham naik, 318 saham anjlok, sisanya 157 stagnan.
Saham yang paling banyak dilego asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 60 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 142 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan beli bersih sebesar Rp 135 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net buy sebesar Rp 28 miliar.
5 Saham Terbanyak Diborong Asing 20 Okt 2020
1. PT Astra International Tbk (ASII)
Saham Astra naik 3,50% di level Rp 5.175/saham, dengan nilai transaksi Rp 353 miliar dengan volume perdagangan 68,9 juta saham. Asing masuk di pasar reguler membeli saham Astra sebanyak Rp 135,3 miliar. Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham induk usaha otomotif Grup Astra ini naik 9,18%, 1 bulan naik 11%, dan 6 bulan terakhir melesat 28,41%.
2. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
Saham produsen semen Tiga Roda ini naik tipis 0,84% di level Rp 12.000/saham. Nilai transaksi Rp 87,3 miliar dan volume perdagangan 7,3 juta saham. Asing masuk di pasar reguler membeli saham INTP sebesar Rp 56,4 miliar. Saham INTP sepekan terakhir akumulatif naik 7,38%, 1 bulan naik 11,37% dan 6 bulan terakhir minus 7.34%.
3. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
Saham emiten menara telekomunikasi ini naik 3,45% di level Rp 1.500/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 198,6 miliar dan volume perdagangan 42,7 juta saham. Asing beli saham TBIG di pasar reguler Rp 42,7 miliar. Dalam 5 hari perdagangan, saham TBIG yang juga diinvestasikan oleh Grup Saratoga naik 11,11%, 1 bulan naik 14% dan 6 bulan melesat 58%.
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Saham Bank Mandiri minus 0,88% di level Rp 5.650/saham. Pada Rabu ini (21/10), perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menetapkan direksi baru, pasca-direktur utama bank kosong ditinggal Royke Tumilaar ke Bank Negara Indonesia. Asing masuk ke saham BMRI Rp 28,2 miliar.
Dalam sepekan terakhir saham BMRI minus 0,44%, 1 bulan naik 6,6% dan 6 bulan terakhir naik 9%.
5. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Saham Vale Indonesia diborong asing Rp 24,3 miliar. Saham emiten yang sahamnya kini dipegang 20% oleh pemerintah Indonesia lewat Holding BUMN Pertambangan MIND ID (Inalum) ini naik 0,24% di level Rp 4.130/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 85,7 miliar dan volume perdagangan 20,7 juta saham. Sepekan saham INCO naik 8%, 1 bulan naik 11% dan 6 bulan terakhir melesat 68%.
Namun demikian, data BEI mencatat, secara tahun berjalan, asing masih keluar dari pasar modal Indonesia dengan net sell Rp 62,40 triliun di pasar reguler.
Terkait dengan pergerakan pasar modal nasional, sentimen yang masih menjadi pendorong IHSG ke depan ialah kabar baik dari Bank Indonesia.
Mega Capital Sekuritas memaparkan pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang menyebut bahwa sejumlah sektor ekonomi sudah mulai menunjukkan tanda pemulihan menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia.
Sejumlah sektor usaha seperti industri makanan dan minuman, logam dasar, telekomunikasi dan alas kaki sudah mulai menunjukkan pemulihan.
Dari luar negeri, perhatian pasar juga masih tertuju pada gelombang kedua penyebaran Covid-19 yang melanda Eropa menjadi katalis negatif bagi pasar saham.
Setelah sebelumnya Prancis dan Inggris, kini peningkatan penyebaran Covid-19 melanda Italia, di mana pada 18 Oktober lalu kasus baru mencapai rekor 11.705 orang.
Selain itu, pasar mulai khawatir atas dampak No Deal Brexit di mana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan negosiasi dengan Uni Eropa.
Sementara itu, Reliance Sekuritas menilai, secara sentimen pergerakan IHSG cenderung variatif di tengah pelemahan bursa global akibat kesepakatan tentang stimulus AS tetap sulit dipahami dan minimnya sentimen dalam negeri juga membayangi pergerakan indeks.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500