Abaikan Koreksi IHSG, SBN Lanjutkan Penguatan Harga

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
20 October 2020 18:07
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (20/10/2020) mayoritas ditutup menguat, di tengah koreksi bursa saham global maupun domestik, menyusul lonjakan kasus corona di Eropa dan kabar stimulus fiskal di Amerika Serikat.

Mayoritas SBN ramai dikoleksi oleh investor pada hari ini, kecuali SBN berjangka pendek 1 tahun yang cenderung dilepas oleh investor. Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, namun tidak untuk yield SBN tenor 1 tahun yang naik 4,4 basis poin ke level 4,129%.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 3,1 basis poin ke level 6,659% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Penurunan yield terbesar tercatat di SBN bertenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara. Sedangkan, pelemahan yield terkecil terjadi pada SBN berjatuh tempo 15 tahun yang turun 1,7 basis poin ke 7,396%.

Tren penguatan harga SBN dan pelemahan yield SBN sudah berjalan selama 3 pekan berturut-turut sejak awal Oktober ini. Namun, kali ini pergerakan SBN tidak sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana hari ini IHSG kembali ditutup melemah.

Gejolak aksi profit taking dan sentimen negatif yang muncul dari global membuat pergerakan IHSG berbalik arah kembali. Namun hal itu tidak membuat pergerakan harga dan yield SBN berubah. Sentimen yang muncul hari ini adalah terkait lonjakan kasus virus corona (Corona Virus Disease-19/Covid-19) di kawasan Eropa.

Reuters melaporkan bahwa jumlah infeksi harian mencapai level tertingginya di Eropa pada Senin. Investor juga memantau perkembangan politik di AS yang bakal menentukan batas akhir kesepakatan stimulus fiskal.

Terjebak di persimpangan arah sentimen, investor pun memilih memburu SBN yang membagikan keuntungan lebih pasti di tengah ketakpastian pasar sembari mengurangi posisi di bursa saham yang merupakan aset berisiko tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kompak Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular