Sudah Ambles 7,6%, Saatnya Harga CPO Bangkit

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 October 2020 11:07
FILE PHOTO: A worker collects palm oil fruit inside a palm oil factory in Sepang, outside Kuala Lumpur in this June 18, 2014 file photo.  REUTERS/Samsul Said
Foto: REUTERS/Samsul Said

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga minyak sawit mentah (CPO) selalu ditutup dengan koreksi. Harga minyak nabati untuk kontrak berjangka Negeri Jiran telah terkoreksi 7,6% pada periode perdagangan 13-19 Oktober 2020. 

Hari ini, harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange mencoba bangkit dengan penguatan sebesar 0,4% ke RM 2.787/ton. 

 

Pelemahan harga CPO belakangan ini disebabkan oleh banyak faktor. Pertama adalah lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara terutama di Amerika Utara dan Benua Eropa yang menyebabkan pengetatan mobilitas publik kembali digalakkan.

Kasus infeksi Covid-19 global sudah tembus angka 40 juta per Senin kemarin (19/10/2020). Pengetatan yang dilakukan membuat prospek pemulihan permintaan minyak menjadi suram, akibatnya harga emas tergelincir.

CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang merupakan bahan bakar substitusi minyak, sehingga pergerakan harga minyak juga ikut mempengaruhi harga CPO. 

Anjloknya harga minyak belakangan ini membuat penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel menjadi kurang kompetitif. Apalagi Indonesia yang mengimplementasikan program mandat Biodiesel 30 (B30) juga melaporkan tingkat konsumsi yang masih rendah. 

Konsumsi bahan bakar nabati B30 di Tanah Air sejak awal tahun sampai September dilaporkan mencapai 6,17 juta kilo liter saja atau 64,2% dari target tahun ini yang dipatok di 9,6 juta kilo liter. Masih jauh dari target.

Di sisi lain harga minyak sayur substitusi CPO juga mengalami koreksi yang tajam. Harga kontrak minyak kedelai dan sawit teraktif di Bursa Komoditas Dalian masing-masing turun 1,8% dan 3%. 

Penurunan harga minyak nabati lain tentu menjadi sentimen negatif yang juga turut mengerek turun harga CPO. 

Hari ini seharusnya ada rilis data ekspor minyak sawit Negeri Jiran untuk periode 1-20 Oktober oleh perusahaan surveyor kargo. Rumor yang beredar ekspor diperkirakan meningkat 4% - 5%. Ini menjadi sentimen positif yang turut mengerek harga CPO naik hari ini. 

Di sisi lain, harga CPO juga masih tergolong berada di rentang tertingginya yang disebabkan oleh prospek fenomena iklim La Nina yang berpotensi menyebabkan banjir di Indonesia dan Malaysia.

Banjir di wilayah sentra produksi kelapa sawit tentu menjadi hambatan untuk aktivitas panen dan menyebabkan output berpotensi tertekan. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Besok China Libur Seminggu, Harga CPO Nyungsep

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular