
Ekonomi China Tumbuh Positif, Harga SBN Turut Terdongkrak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Senin (19/10/2020) awal pekan ini kompak ditutup menguat, melanjutkan tren penguatan pada pekan lalu, seiring data positif pertumbuhan ekonomi China yang dirilis hari ini.
Seluruh SBN ramai dikoleksi oleh investor pada hari ini, terlihat dari imbal hasilnya (yield) yang mengalami penurunan yield. Penurunan yield terbesar tercatat di SBN bertenor 1 tahun yang turun 9,2 basis poin ke 4,085%. Sedangkan, pelemahan yield terkecil masih terjadi pada SBN berjatuh tempo 30 tahun yang turun 1,6 basis poin ke 7,413%.
Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 6,9 basis poin ke level 6,69% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pergerakan harga SBN sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dimana keduanya sama-sama mengalami penguatan pada hari ini. Hal tersebut dikarenakan data pertumbuhan ekonomi Negeri Panda yang dirilis hari ini, yang tercermin dari data produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal III-2020 tercatat tumbuh positif sebesar 4,9% (year-on-year/YoY).
Ekonomi ekspansi dari kuartal sebelumnya 3,2%. Namun, menurut Reuters, ini masih lebih rendah dari konsensus pasar di mana ekonomi diprediksi tumbuh 5,2%. Artinya, ekonomi negeri yang dipimpin Xi Jinping ini sudah sangat dekat dengan level sebelum pandemi.
"China menjadi negara besar pertama yang kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi. Ini bisa terjadi berkat penanganan pandemi yang cepat serta respons stimulus yang efektif," sebut riset Capital Economics.
Ketika banyak negara berjuang keras untuk segera keluar dari resesi, tidak demikian dengan China. Kontraksi ekonomi sejauh ini cuma berlangsung pada kuartal I-2020, setelah itu tidak ada kelanjutan. Jika ekonom China pulih, ada harapan bahwa ekonomi Indonesia akan ikut mendapatkan berkah karena kenakan permintaan barang dan jasa dari China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Tahan Suku Bunga, Harga SBN Kompak Menguat
