Mau IPO, Mitratel Borong Menara Telkomsel & Jadi Raja Menara

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
19 October 2020 09:31
Dok: Telkom
Foto: Dok: Telkom

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), melakukan transaksi terafiliasi.

Mitratel membeli sebanyak 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel yang tertuang dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA).

Untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel, Mitratel harus membayar sekitar Rp 10,3 triliun sebagaimana disampaikan dalam keterbukaan informasi BEI.

Menurut sejumlah pelaku pasar modal, ini merupakan pembelian tahap pertama, karena Telkomsel memiliki sekitar 18.000 menara telekomunikasi. 

Pengalihan kepemilikan dilakukan secara bertahap hingga ditargetkan selesai pada akhir triwulan pertama tahun 2021.

Penandatanganan dilakukan antara Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dan Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro di Jakarta (14/10).

Direktur Strategic Portfolio Telkom, Budi Setyawan Wijaya menyampaikan, aksi korporasi yang dilakukan Mitratel dan Telkomsel merupakan bagian dari penataan portofolio Telkom Group demi mengoptimalisasikan bisnis dan aset yang dimiliki serta memastikan optimal value bagi pemegang saham.

Langkah ini juga merupakan upaya untuk value creation bisnis tower dan memastikan agar setiap entitas anak perusahaan dapat fokus dalam melakukan penguatan pada lini bisnisnya masing-masing.

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan aksi korporasi tersebut merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.

"Kami yakin bahwa pengalihan kepemilikan 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel akan memperkuat bisnis Mitratel secara fundamental. Ini menjadi potensi yang baik dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel yang akan berdampak positif pada penguatan industri telekomunikasi nasional, khususnya sektor menara telekomunikasi," ujar Theodorus.

Tak hanya itu, selanjutnya Theodorus menambahkan bahwa bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan.

Hal ini mengingat hingga saat ini operator telekomunikasi masih terus melakukan ekspansi demi meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya.

Dengan demikian, diyakini bisnis menara telekomunikasi masih akan mencatatkan kinerja positif ke depannya, terlebih menghadapi pengembangan teknologi 5G yang akan masuk dan diimplementasikan di Indonesia.

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro menyampaikan Telkomsel mendukung penataan portfolio Telkom Group dengan pelepasan 6.050 menara telekomunikasi yang dimiliki.

"Ke depan Telkomsel akan fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia dengan salah satu prioritas strategi bisnis dengan memperkuat ekosistem digital melalui ketersediaan layanan digital connectivity terbaik dan merata serta mengembangkan potensi layanan digital services dan digital platform terkini bagi seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Setyanto.

Dengan adanya transaksi ini, terhitung sejak terpenuhi segala kewajiban berdasarkan perjanjian dan ditandatanganinya akta pengalihan antara para pihak.

Mitratel yang merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi memiliki menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia dengan jumlah lebih dari 22.000 menara telekomunikasi.

Pengalihan kepemilikan menara telekomunikasi Telkomsel ini menjadi salah satu langkah Telkom Group untuk memperkuat fundamental bisnis Mitratel sekaligus menjadikan sebagai salah satu provider menara terbesar di Indonesia.

Pagi ini, banyak ulasan dari kalangan pelaku pasar mengenai aksi korporasi ini. Ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai aset Mitratel yang berencana IPO (initial public offering) atau melepas saham perdana.

Setelah IPO,Mitratel berpotensi menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah menara 34.025. Hasil penggabungan 18.000 menara dimiliki olek Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel. Adapun secara industri Mitratel merupakan perusahaan menara kedua terbesar dari sisi jumlah menara.

Kabar mengenai rencana Mitratel melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat ramai beberapa waktu lalu, setelah vakum selama 9 tahun. 

Manajemen TLKM atau Telkom menyebutkan rencana IPO ini merupakan bagian dari pengelolaan portofolio perusahaan untuk mengoptimalisasi bisnis dan aset yang dimiliki perusahaan.

Hanya saja belum dijelaskan periode kapan Mitratel pastinya akan melantai di BEI.

"Telkom Group saat ini tengah melakukan konsolidasi internal dan mengkaji secara lebih detail terhadap wacana IPO Mitratel, sebagai upaya value creation dari bisnis tower bagi Telkom Group," kata manajemen perusahaan dalam keterbukaan informasi, Senin (21/9/2020).

Adapun rencana aksi korporasi ini masih dalam kajian internal perusahaan, termasuk waktu pelaksanaannya nanti. Diharapkan dengan dilaksanakannya aksi korporasi ini akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Rencana ini dibocorkan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo pada pekan lalu dalam sebuah webinar.

"Ke depan juga dalam berbagai klaster yang ada kita akan melakukan IPO dan strategic partnership. Sebagai contoh di Pertamina itu upstream holding. Di Telkom di menara itu ada Mitratel akan ada IPO," kata pria yang akrab disapa Tiko ini.

Terkait dengan wacana IPO Mitratel ini sebelumnya sudah berhembus jauh-jauh hari. Bahkan pada Juli 2011 atau 9 tahun silam, Detik.com, pernah melaporkan bahwa rencana IPO Mitratel akan terlaksana pada semester II-2012. Tapi anak usaha Telkom ini harus mengejar 3.000 menara sebelum perseroan menawarkan sahamnya kepada publik.

Akhir tahun lalu Mitratel baru saja memborong 2.100 menara telekomunikasi dari PT Indosat Tbk (ISAT). Mitratel membeli menara tersebut dari 3.100 yang dijual oleh Indosat dengan total penjualan mencapai Rp 6,39 triliun.

Mitratel adalah salah satu anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Mitratel mulai menapaki bisnis menara telekomunikasi sejak 2008.

Situs resminya mencatat, sampai saat ini, Mitratel telah mengelola lebih dari 16.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua operator seluler Indonesia diklaim telah menjadi tenant dengan menempatkan perangkat BTS0nya di menara Mitratel.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular