Internasional

Vietnam Mau 'Dihukum' AS, Ada Manipulasi Mata Uang?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 October 2020 12:33
Vietnam (Reuters)
Foto: Vietnam (Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) membuka penyelidikan kemungkinan manipulasi mata uang oleh pemerintah Vietnam. Penyelidikan ini diumumkan pada 2 Oktober lalu.

Menurut pernyataan dari kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Washington akan menyelidiki tindakan, kebijakan, dan praktik Vietnam yang menyebabkan rendahnya nilai mata uang negeri itu. Apalagi ini meyebabkan kerugian terhadap perdagangan AS.

Penyelidikan tersebut, yang disahkan berdasarkan Bagian 301 Undang-Undang Perdagangan 1974, dilakukan setelah Departemen Keuangan AS menyimpulkan bahwa Vietnam telah memanipulasi mata uangnya. Ini terjadi setidaknya satu kasus yang melibatkan ekspor ban kendaraan ringan pada Agustus lalu.

"Departemen Keuangan memberi tahu Departemen Perdagangan AS bahwa mata uang Vietnam dinilai sangat rendah pada 2019. Yaitu  sekitar 4,7% terhadap dolar karena intervensi pemerintah," tulis The Diplomat dikutip Rabu (14/10/2020).



Nilai mata uang suatu negara merupakan variabel penting. Ini mengingat mata uang lokal yang lebih lemah membuat ekspornya relatif lebih murah bagi pembeli Amerika sementara itu membuat Vietnam lebih mahal untuk membeli barang dari AS.

Vietnam menduduki peringkat keempat tertinggi surplus perdagangan dengan AS tahun ini, setelah China, Meksiko, dan Swiss. Defisit perdagangan barang mencapai US$ 34,8 miliar pada Juli.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah lama memandang Vietnam berpotensi sebagai 'manipulator mata uang'. Ini mendorong berbagai konsesi oleh pemerintah Vietnam.

Vietnam menjadi salah satu dari 10 negara yang ditempatkan Departemen Keuangan dalam daftar pantauan untuk manipulasi mata uang pada Januari lalu. Surplus perdagangan Vietnam dengan AS terus meningkat sejak Trump menjabat.

Menurut data Departemen Keuangan AS, ada kenaikan US$ 38,3 miliar menjadi US$ 39,4 miliar pada 2018. Sementara di 2019 angkanya menjadi US$ 55,7 miliar tahun lalu.

Penyelidikan mata uang atas arahan Trump ini dapat mengakibatkan pengenaan tarif pada ekspor Vietnam ke AS atau bentuk sanksi ekonomi lainnya. Tetapi jenis investigasi mata uang ini biasanya membutuhkan waktu, sehingga kenaikan tarif tidak mungkin terjadi sebelum akhir tahun.

Di sisi lain, Vietnam telah menjadi tujuan alternatif yang menarik, mengingat tenaga kerjanya yang terampil, biaya tenaga kerja yang rendah, dan kedekatannya dengan China. Upaya untuk menekan surplus perdagangan China dengan AS telah membantu meningkatkan harga Vietnam.

USTR juga mengumumkan penyelidikan atas impor Vietnam dan penggunaan kayu yang dipanen secara ilegal. 


(sef/sef) Next Article Sah! Vietnam Kebal Resesi, Ekonomi Q3 Positif 2,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular