Ada Apa Nih, AS Mau Jatuhkan Sanksi ke Vietnam?

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) bakal memberi sanksi ke Vietnam. Ini terungkap dalam pernyataan yang dimuat dalam situs resmi Perwakilan Dagang AS (USTR) awal Oktober ini.

Berdasarkan perintah langsung Presiden AS Donald Trump, Vietnam mulai diselidiki karena dua hal penting. Pertama soal impor dan perdagangan kayu ilegal. Kedua, soal manipulasi mata uang yang menyebabkan ruginya perdagangan AS.

Baca: AS Siap Serang Jarak Jauh China, Terjunkan 60 Jet Tempur?

"USTR melakukan investigasi berdasarkan Pasal 301 dari Undang-Undang Perdagangan 1974," kata pernyataan itu dikutip dari ustr.gov, Rabu (14/10/2020).

"Sebagai bagian dari penyelidikan atas penurunan nilai mata uang, USTR akan berkonsultasi dengan Departemen Keuangan mengenai masalah penilaian mata uang dan kebijakan nilai tukar."

Baca: Kabar Buruk, Pengobatan Covid Ini Setop, Ada Masalah Keamanan

Menurut Perwakilan Dagang AS Robert E. Lighthizer, adminstras Trump memang berkomitmen untuk memerangi praktik perdagangan tidak adil yang merugikan pekerja, bisnis, petani, dan peternak Amerika.

Menggunakan kayu ilegal dalam produk kayu yang diekspor ke pasar AS, ujarnya, bakal membahayakan lingkungan dan tidak adil bagi pekerja dan bisnis negeri Paman Sam.

Selain itu, praktik mata uang yang tidak adil dapat merugikan pekerja dan bisnis AS yang bersaing dengan produk Vietnam. Menurutnya harga barang negeri itu bisa saja lebih rendah secara artifisial karena nilai mata uang yang rendah.

"Kami akan meninjau dengan cermat hasil penyelidikan dan menentukan tindakan apa, jika ada, yang mungkin perlu diambil," katanya.

USTR rencananya juga akan mengeluarkan dua pemberitahuan terpisah minggu ini. Isinya memberikan rincian penyelidikan dan informasi tentang bagaimana anggota masyarakat dapat memberikan pandangan mereka melalui pengajuan tertulis.

Sanksi bisa saja tarif baru atas impor atau aturan federal lain. Menurut Bloomberg, di 2019 defisit perdagangan AS dengan Vietnam mencapai US$ 55,7 miliar.

(sef/sef) Next Article Vietnam Mau 'Dihukum' AS, Ada Manipulasi Mata Uang?