
Pekan Lalu Merana, Bisa Gak sih IHSG Balik ke Level 5.000?

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pekan lalu turun 0,39%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini Senin (5/10/20) ditutup naik 0,65% di level 4.958,76.
Salah satu sentimen positif bagi pasar kondisi kesehatan Presiden AS Donald Trump yang dikabarkan membaik sehingga membawa kabar baik bagi pasar modal global.
Para pelaku pasar (dan dunia) kembali memperoleh perkembangan yang lebih jelas mengenai kesehatan presiden Negeri Adidaya. Melalui berbagai cuitan di Twitter, Trump mengungkapkan kondisi kesehatannya yang sepertinya tidak ada penurunan berarti.
Ia bahkan akan dipulangkan hari ini Senin (5/10/2020). Meski sempat diberi deksametason, obar steroid untuk pasien dengan gejala berat, dokter meyakinkan prospek kesehatan pria 74 tahun itu bagus.
"Presiden terus membaik. Seperti penyakit lainnya, sering terjadi pasang surut," kata dokter Trump, dr Sean Conley.
Trump sebelumnya diterbangkan dari Gedung Putih ke pusat medis militer Walter Reed pada Jumat, setelah menderita demam. Ia juga disebut mengalami penurunan tingkat oksigen yang cukup mengkhawatirkan.
Well, awal pekan ini memang dimulai dengan semringah.
Akan tetapi mampukah IHSG bangkit pada sisa 4 hari perdagangan ke depan, atau ternyata kenaikan di awal pekan ini hanyalah PHP semata.
Secara fundamental, rilis data ekonomi yang akan dipantau para pelaku pasar pekan ini salah satunya adalah rilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) versi Markit untuk sektor Jasa kawasan Uni Eropa per September.
Konsensus Tradingeconomics memperkirakan angka PMI tersebut bakal melemah menjadi 47,6 dibandingkan dengan posisi Agustus (50,5). Indeks PMI memakai tolak ukur angka 50. Jika di bawah itu, maka diartikan terjadi kontraksi dan sebaliknya jika di atas itu berarti ada ekspansi.
Sementara itu dari dalam negeri, akan dirilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada hari Selasa, cadangan devisa pada hari Rabu, dan penjualan eceran di hari Kamis.
Pada Agustus, IKK berada di 86,9. Sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 86,2.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, artinya konsumen belum percaya diri memandang situasi ekonomi.
Memang IKK masih jauh dari angka 100, tetapi setidaknya jika kembali mengalami kenaikan berarti perlahan ada pemulihan.
Sementara itu, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Ritel (IPR) mengalami kontraksi 12,3% pada Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Penjualan ritel belum bisa lepas dari kontraksi selama 8 bulan beruntun, dan di bulan Agustus sepertinya masih akan sama. Data ini berisiko menjadi sentimen negatif.
![]() Proyeksi IHSG Pekan ini/Tri Putra |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Saat ini, IHSG berada di area batas bawah, dengan BB yang menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terparesiasi.
Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.980 apabila melewati level ini maka jalan IHSG untuk kembali ke level 5.000 akan terbuka lebar.
Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.927.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 45, yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jualakan tetapi pergerakan RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya menyentuh level jenuh jual sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000