
Trump Sudah Boleh Pulang dari RS, IHSG Ceria di Awal Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (5/10/20) ditutup naik 0,65% di level 4.958,76 setelah kondisi kesehatan Presiden AS Donald Trump dikabarkan membaik.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 355 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 5,7 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 81 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 83 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) dengan beli bersih sebesar Rp 23 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net buy sebesar Rp 19 miliar.
Kenaikan IHSG seiring dengan terbangnya bursa benua kuning. Indeks Nikkei di Jepang naik 1,23%, Hang Seng di Hong Kong loncat 1,32%, sementara indeks STI Singapura loncat 0,54%.
Para pelaku pasar (dan dunia) kembali memperoleh perkembangan yang lebih jelas mengenai kesehatan presiden Negeri Adidaya. Melalui berbagai cuitan di Twitter, Trump mengungkapkan kondisi kesehatannya yang sepertinya tidak ada penurunan berarti.
Ia bahkan akan dipulangkan hari ini Senin (5/10/2020). Meski sempat diberi deksametason, obar steroid untuk pasien dengan gejala berat, dokter meyakinkan prospek kesehatan pria 74 tahun itu bagus.
"Presiden terus membaik. Seperti penyakit lainnya, sering terjadi pasang surut," kata dokter Trump, dr Sean Conley.
Trump sebelumnya diterbangkan dari Gedung Putih ke pusat medis militer Walter Reed pada Jumat, setelah menderita demam. Ia juga disebut mengalami penurunan tingkat oksigen yang cukup mengkhawatirkan.
Dari data ekonomi, pelaku pasar Eropa bakal memantau rilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) versi Markit untuk sektor Jasa kawasan Uni Eropa per September.
Konsensus Tradingeconomics memperkirakan angka PMI tersebut bakal melemah menjadi 47,6 dibandingkan dengan posisi Agustus (50,5). Indeks PMI memakai tolak ukur angka 50. Jika di bawah itu, maka diartikan terjadi kontraksi dan sebaliknya jika di atas itu berarti ada ekspansi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000