Berkah Dunia & Akhirat, Ini Prospek Cuan Pasar Modal Syariah

Jakarta, CNBC Indonesia - Produk investasi berbasis syariah memiliki prospek yang tak kalah jika dibandingkan dengan produk non syariah, salah satunya adalah Surat Berharga Negara (SBN) berbasis syariah.
Ekonom Budi Hikmat mengatakan, sebagai orang yang sudah makan asam garam pasar modal Indonesia, dia mengakui jika kinerja terbaik dari pasar modal Indonesia bukanlah pergerakan harga saham.
"Di bursa kita harus akui, 10 tahun terakhir kinerja terbaik bukan saham, tapi sebetulnya indeks SBN. Ke depan, karena resesi, kita utamakan, mencegah mudharat, ketimbang memetik manfaat. Saya lebih suka indeks SBN termasuk syariah," katanya saat Workshop Perbankan Syariah "Memacu Literasi Keuangan Syariah Mendorong Pemulihan Nasional" secara virtual di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Selanjutnya masih terkait dengan kinerja pasar modal syariah, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Hasan Fawzi mengatakan di masa resesi, tanpa terkecuali, saham-saham di bursa, termasuk saham syariah mengalami kontraksi signifikan jika dilihat sejak awal tahun.
"Ini tidak terlepas dari dampak berat terhadap kinerja dan potensi perusahaan sebagai akibat adanya dampak pandemi. Bagaimana kita memilah-milah secara selektif dan cermat, terbaik harus melihat, dari sisi sektor individu korporasi, mana yang potensi winner, tumbuh lebih baik saat pemulihan dampak pandemi bisa berjalan," ujarnya.
Meski begitu, dia menyebut pasar modal syariah kuat terhadap goncangan, dibuktikan dengan kondisi saat pandemi. Dia mencatat total pengumpulan dana melalui pasar modal syariah tercatat lebih dari Rp 77 triliun di tengah kondisi panemi yang menghantam banyak sektor.
Menurutnya, meski pandemi masih terjadi namun tak menyurutkan permintaan dan penawaran di pasar modal syariah Indonesia. "Instrumen sukuk terus terbit, dari sisi korporasi, di tengah pandemi lebih dari Rp 77 triliun fundraising di pasar modal kita," ujarnya.
Dia juga mengatakan, pasar modal syariah menjadi ujung tombak alternatif pendanaan. Misalnya apa yang dilakukan pemerintah melalui sukuk negara baru dan korporasi yang memanfaatkan pasar modal. "Ada lebih dari Rp 30 triliun lebih sukuk baru tahun ini, dan Rp 830 triliun jumlah sukuk negara," katanya.
Selanjutnya dari sisi reksadana yang juga terus mengalami peningkatan. Dia mencatat asset under management (AUM) reksadana konvensional hanya tumbuh 7,6% dibanding akhir tahun lalu. Namun sebaliknya, Reksadana syariah tumbuh hampir 30%.
"Jumlah investor syariah naik terus. 5 tahun belakang, tumbuh 6 kalinya 570%, tercatat yang betul-betul membuka rekening dana terpisah sebagai syariah ada 78 ribu investor saham syariah," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Yang Lain Lewat! Pembiayaan BRIsyariah Melesat 56%
(dob/dob)