Internasional

Dapen Kanada Siap Taruh Rp 1.628 T di Negara Berkembang, RI?

tahir saleh, CNBC Indonesia
29 September 2020 06:36
The Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB)/Dok.PWLCapital
Foto: The Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB)/Dok.PWLCapital

Jakarta, CNBC Indonesia - The Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB), dana pensiun terbesar di Kanada berencana menginvestasikan hingga sepertiga dari dana kelolaannya pada instrumen investasi di pasar negara berkembang (emerging market) dalam 5 tahun ke depan.

CPPIB mengelola dana mencapai sekitar 434,4 miliar dolar Kanada atau setara dengan US$ 329,75 miliar (Rp 4.880 triliun, kurs Rp 14.800/US$) per 30 Juni 2020.

Sebagian besar investasinya berada di Amerika Utara - sekitar 34% dari total aset dialokasikan di Amerika Serikat - diikuti oleh Asia

"Kami berharap untuk menginvestasikan hingga sepertiga dari dana [kelolaan kami] di pasar negara berkembang pada tahun 2025 dan India menjadi komponen kunci dari [investasi] itu," kata Suyi Kim, Kepala CPPIB Asia Pasifik, kepada CNBC International melalui email, dikutip Selasa (29/9/2020).

Sepertiga dari total dana kelolaan CPPIB tersebut, berarti nilainya sekitar US$ 110 miliar atau setara dengan Rp 1.628 triliun.

"Investasi kami di India mencakup kelas aset yang berbeda termasuk infrastruktur, real estate, investasi publik dan swasta private equity, dana dan investasi bersama dan kredit," kata Kim.

"Kami melihat konsumsi domestik, teknologi dan peningkatan permintaan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan mendasari alasan kami melihat peluang di India."

CPPIB memiliki kantor di India. Beberapa investasinya di Negeri Bollywood termasuk saham di Kotak Mahindra Bank serta investasi US$ 225 juta ke India Resurgence Fund, yang berinvestasi dalam aset-aset yang bermasalah di negara tersebut.

Pada Desember tahun lalu, CPPIB mengatakan setuju menginvestasikan dana hingga US$ 600 juta dalam Dana Investasi dan Infrastruktur Nasional India (National Investment and Infrastructure Fund/NIIF). Ini termasuk komitmen investasi US$ 150 juta dalam Master Fund NIIF dan hak investasi bersama hingga US$ 450 juta dalam ketentuan investasi di masa depan.

Kendala pertumbuhan

Hanya saja, petinggi Canada Pension Plan hanya menyebut India, tidak menyertakan negara lain di deretan negara berkembang lainnya.

CNBC mencatat, tingkat pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Selatan ini sudah terpukul selama beberapa tahun terakhir setelah reformasi mata uang dan pajak yang mempengaruhi bisnis usaha kecil dan sektor informal secara tidak proporsional.

Pandemi virus corona tahun ini pun memupus tanda-tanda awal pemulihan negara tersebut ketika India melakukan penguncian wilayah secara nasional antara akhir Maret dan Mei sebagai bagian dari upayanya memperlambat penyebaran infeksi.

Namun, India sekarang menjadi negara kedua yang paling terkena dampak di dunia setelah Amerika Serikat, dengan lebih dari 5,9 juta kasus positif Covid-19 dan lebih dari 94.000 jumlah kematian.

Pertumbuhan ekonomi India selama 3 bulan dari April hingga Juni juga turun 23,9%.

Adapun di sektor keuangan - yang sudah mengalami krisis selama beberapa tahun - pun menghadapi erosi pertumbuhan pinjaman dan biaya kredit yang lebih tinggi karena sektor ini sudah bersiap menghadapi kenaikan utang yang memburuk dari para peminjam ritel dan korporasi.

"Masalah kredit di industri jasa keuangan India, yang diperburuk oleh dampak pandemi terhadap perekonomian, juga menghadirkan peluang investasi yang menarik dalam menyediakan modal jangka panjang yang stabil, memilih lembaga keuangan dan perusahaan mendanai siklus pertumbuhan India berikutnya," kata Kim dari CPPIB.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Susah Tembus 6.200, Dapen Ungkap Biang Keroknya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular