
Kencangkan Seat Belt! Emas di Bawah US$ 1.900, Awas Menukik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali melemah pada perdagangan Rabu (23/9/2020), bahkan ada risiko harga emas akan menukik tajam. Sebabnya, logam mulia ini terpukul oleh 2 faktor, outlook suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, dan penguatan dolar AS.
Pada pukul 17:55 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.891,61/troy ons, melemah 0,4% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya bahkan sempat merosot 1,38% ke US$ 1.873,01/troy ons.
Perubahan outlook suku bunga dan penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago.
Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal. Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.
"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).
"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.
Evans bukan merupakan anggota komite pembuat kebijakan moneter (Federal Open Market Committee/FOMC) di tahun ini, sehingga ia tak memiliki suara dalam memutuskan suku bunga. Tetapi pada tahun depan ia akan menjadi anggota FOMC, sehingga pasar melihat ada kemungkinan suku bunga akan naik sebelum 2023.
Ketika suku bunga dinaikkan, maka era penguatan emas bisa jadi akan berakhir, sebab suku bunga rendah serta kebijakan moneter ultra longgar merupakan bahan bakar utama emas untuk terbang tinggi. Apalagi, dolar AS juga akan menguat seandainya suku bunga dinaikkan.
Setelah Evans mengungkapkan hal tersebut, indeks dolar AS kemarin naik 0,34%, dan hari ini berlanjut 0,16% ke 94,140 yang merupakan level tertinggi sejak 27 juli lalu.
Emas Berisiko Menukik ke US$ 1.972
![]() Foto: Refinitiv |
Secara teknikal, emas saat sudah berada di batas pola Descending Triangle US$ 1.900/troy ons. Jika hari ini emas menutup perdagangan jauh di bawah level tersebut maka ke risiko menukik tajam semakin besar.
Pola Descending Triangle terbentuk pada pada grafik harian. Batas bawah pola ini berada di kisaran US$ 1.900/troy ons, sementara titik tertingginya di US$ 2.072. Sehingga lebarnya pola Descending Triangle (garis hijau) sebesar US$ 172.
Jadi, jika di akhir perdagangan nanti emas berada di bawah US$ 1.900/troy ons, target penurunan sebesar US$ 172 dari batas tersebut, yakni di US$ 1.728/troy ons.
Pola Descending Triangle ini akan gagal jika emas kembali lagi ke atas US$ 1.900, yang artinya memasuki fase konsolidasi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
