Semester I: Kimia Farma Laba Rp 49 M, Indofarma Tekor Rp 5 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
04 August 2020 15:45
Erick Tohir di kimia farma. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Foto: Erick Tohir di kimia farma. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua anak usaha Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero), yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) merilis laporan keuangan per semester I-2020. Kinerja dua perusahaan farmasi pelat merah ini berbanding terbalik pada 6 bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan, laba KAEF tercatat naik 1,74% menjadi Rp 48,58 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 47,75 miliar.

Kenaikan pendapatan ini seiring dengan penjualan neto yang naik 3,8% menjadi Rp 4,69 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 4,52 tiliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,89 triliun dari sebelumnya Rp 2,86 triliun.

Sementara itu, INAF masih menderita rugi bersih Rp 4,66 miliar, meskipun sudah berkurang 81% dari periode yang sama tahun lalu yang juga rugi bersih Rp 24,36 miliar. Pendapatan bersih INAF naik 21% menjadi Rp 447,30 miliar, dari sebelumnya Rp 368,81 miliar.

Meskipun masih menderita rugi, tahun ini, manajemen Indofarma menargetkan pertumbuhan kinerja penjualan sebesar 25%-35% year on year (YoY). Pertumbuhan tahun ini akan ditopang dengan peningkatan signifikan penjualan alat kesehatan yang merupakan fokus bisnis perusahaan saat ini.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan hingga semester I-2020 saja lini bisnis alat kesehatan telah berkontribusi 50% dari total penjualan perusahaan. Kontribusi ini diharapkan akan terus meningkat sehingga bisa mendorong pertumbuhan pendapatan.

"Kamis udah ada rencana penataan portofolio produk kami. Dari alat kesehatan kontribusi akan signifikan, sampai Jini sudah 50% dan diharapkan nanti lebih baik, bisa tingkatkan sales 25%-30%. Beberapa strategi dilakukan, penataan segmen penjualan, portofolio, SDM, di keuangan tahun lalu sudah restrukturisasi sehingga beban keuangan sudah jauh berkurang," kata Arief dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (30/7/2020).

Lebih lanjut, tahun ini perusahaan juga menargetkan pertumbuhan laba bersih dari kinerja tahun lalu.

Pada akhir 2019 perusahaan mengantongi laba bersih senilai Rp 7,96 miliar, jauh lebih baik dari kerugian perusahaan di periode yang sama di tahun 2018 yang masih merugi Rp 32,75 miliar. Penjualan turun 14,47% secara tahunan menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 1,59 triliun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article INAF dan KAEF Siap Distribusikan Vaksin Arab dan AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular