
RI Bisa Terlepas Dari Resesi, Harga Obligasi Pemerintah Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Rabu (29/7/2020) terpantau menguat merespons pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memberikan harapan bahwa Indonesia terlepas dari resesi.
"Kalau penanganan (virus corona) efektif dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover pada kuartal III-2020 dengan positive growth 0,4% dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3%. Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan tahun akan bisa tetap di zona positif," ungkap Sri Mulyani.
Selain itu hasil lelang kemarin yang mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 3,6 kali menunjukkan bahwa investor masih cukup optimis terhadap perekonomian Tanah Air.
Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0080 bertenor 15 tahun, sementara FR0083 bertenor 20 tahun justru mengalami pelemahan.
Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 dengan penurunan yield 4,40 basis poin (bps) menjadi 7,317%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Perbandingan Yield SBN RI 29 Juli 2020
Yield Obligasi Negara Acuan 29 Juli'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 28 Juli'20 (%) | Yield 29 Juli'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 29 Juli'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.051 | 6.012 | -3.90 | 5.9304 |
FR0082 | 10 tahun | 6.866 | 6.847 | -1.90 | 6.7992 |
FR0080 | 15 tahun | 7.361 | 7.317 | -4.40 | 7.2408 |
FR0083 | 20 tahun | 7.440 | 7.447 | 0.70 | 7.3771 |
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) justru melemah. Indeks tersebut turun 0,03 poin atau 0,01% menjadi 285,94 dari posisi kemarin 285,97.
Penguatan di pasar surat utang hari ini senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Rabu ini (29/7/2020), Rupiah menguat 0,07% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.470/US$ di pasar spot.
Hal tersebut mencerminkan bahwa investor global masih optimis untuk masuk ke aset pendapatan tetap (fixed income) ini yang minim risiko di tengah ketidakpastian ekonomi serta mempunyai imbal hasil yang relatif tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T