
Wah, India Setop Terbitkan Obligasi Tenor 10 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India mengatakan bahwa mereka akan menghentikan penerbitan surat utang negara atau obligasi yang bertenor 10 tahun guna mencari jalan untuk penerbitan yang baru.
Hal ini dikarenakan India telah menjual begitu banyak obligasi sehingga pasar tidak dapat mengimbanginya.
Penghentian ini, bahkan terjadi setelah baru berumur 2 bulan penerbitan, dibandingkan dengan sekitar 12 bulan untuk penawaran sebelumnya. Pemicunya adalah fenomena dari rencana pendanaan anggaran pemerintah (APBN) yang super besar atau jumbo.
Otoritas India berencana untuk menjual obligasi senilai 12 triliun rupee atau senilai US$ 160 miliar atau Rp 2.240 triliun (kurs Rp 14.000/US$) pada tahun fiskal ini untuk membiayai defisit anggaran akibat pembatasan atau penguncian (lockdown) selama berbulan-bulan guna memitigasi peneyebaran Covid-19.
"Sebelumnya, obligasi baru hanya diterbitkan sekali dalam setahun, sekarang mengingat besarnya jumlah pinjaman yang kita dapat harapkan, untuk acuan atau benchmark 10-tahun akan diterbitkan setiap kuartal," kata Naveen Singh, kepala perdagangan pendapatan tetap di ICICI Securities Primary Dealership Ltd. di Mumbai, dilansir Livemint.com. "Itu akan membuat kehilangan nilainya yang sia-sia."
Sementara pada masa lalu, bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI) cenderung menjual obligasi tenor 10 tahun baru ke pasar setelah mengumpulkan dana sekitar 1 triliun rupee dalam setahun.
Tapi kali ini, penerbitan obligasi baru setelah menaikkan jumlah dalam waktu kurang dari 3 bulan.
Dengan demikian obligasi tenor 10 tahun tersebut mungkin akan kehilangan sebagian nilai premiumnya karena pemerintah melakukan siklus melalui penerbitan yang lebih intensif.
Sejak awal Mei, sebagian besar pinjaman telah berada di batas ini karena popularitasnya di mata investor cenderung sangat likuid.
"Spread atau selisih antara obligasi baru dan lama mungkin menyempit menjadi 7-8 basis poin dari sekitar 20 basis poin karena tenor 10-tahun kehilangan daya tariknya," kata Singh.
Imbal hasil obligasi 10-tahun turun satu basis poin menjadi 5,84% pada hari Rabu (29/7/2020), setelah kenaikan menjadi 5,88% pada hari Selasa kemarin, dan merupakan level tertinggi untuk benchmark sejak 1 Juli, setelah bank sentral mengatakan akan menjual surat utang tenor 10 tahun baru.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Picu Resesi Global, Obligasi AS Diborong Investor